BOYOLALI (jatengtoday.com) – Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang berhasil menciptakan inovasi baru dengan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Proyek ini dijalankan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Desa Jeron, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, dengan harapan mampu memberikan solusi pengelolaan sampah plastik di wilayah tersebut.
Melalui kerjasama antara Udinus dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali, sampah plastik yang mengandung polimer diubah menjadi hidrokarbon yang bernilai tinggi. Proses ini memanfaatkan teknologi pirolisis, sebuah metode inovatif yang mampu mengubah sampah plastik menjadi solar.
“Teknologi pirolisis ini memungkinkan kita mengubah satu kilogram sampah plastik menjadi satu liter solar. Bahkan, jika proses pemurnian dilanjutkan, kita bisa menghasilkan bahan bakar jenis Dexlite,” jelas Prof. Kusmiyati, ST., MT., Ph.D., IPM, Ketua Pusat Riset Energi Terbarukan dan Pangan Fakultas Teknik Udinus.
Selain inovasi dalam teknologi, Desa Jeron dipilih sebagai lokasi ujicoba karena tantangan dalam pengelolaan sampah di desa ini masih cukup tinggi. Harapannya, Desa Jeron bisa menjadi percontohan untuk daerah lain dalam pengelolaan sampah plastik menjadi BBM.
Solusi Pengelolaan Sampah di Boyolali
Kepala DLH Kabupaten Boyolali, Suraji, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, pengelolaan sampah plastik selama ini hanya terbatas pada pemilahan dan penjualan. Namun, dengan teknologi dari Udinus, sampah plastik kini memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
“Produksi sampah di Boyolali mencapai 300 ton per hari, dengan sekitar 45 ton di antaranya merupakan sampah plastik. Proyek ini memberikan harapan baru dalam pengelolaan sampah di Boyolali dan diharapkan dapat dikembangkan di desa-desa lain,” ungkap Suraji.
Sementara itu, tempat pembuangan akhir (TPA) Winong di Boyolali sudah hampir mencapai kapasitas maksimal, dengan sampah yang masuk mencapai 88,71 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 14,4 ton adalah limbah plastik, namun upaya pengurangan sampah plastik baru mencapai 14% melalui metode reuse.
Proyek yang dikembangkan Udinus dan DLH Boyolali ini diharapkan bisa menjadi solusi konkret bagi permasalahan sampah plastik, sekaligus membuka peluang bagi pengembangan energi terbarukan di daerah. (*)