in

Jelang Idul Adha, Penjualan Sapi di Boyolali Masih Lesu

BOYOLALI (jatengtoday.com) – Penjualan hewan kurban di sejumlah pasar Boyolali masih lesu. Pandemi corona virus disease (Covid-19) juga menjadi salah satu pemicu rendahnya daya beli masyarakat.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi mengatakan, pihaknya yakin penjualan hewan kurban di Boyolali, diperkirakan mulai bergairah sekitar setengah bulan menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 31 Juli mendatang.
Menjelang Idul Adha, pihaknya melakukan pengawasan arus perdagangan hewan ternak. Ia mengemukakan bahwa pedagang setiap mengeluarkan hewan ternak ke luar daerah seperti sapi selalu dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
“Setiap pedagang jika mengirimkan ternak sapi keluar Boyolali selalu menyertakan SKKH. Untuk populasi ternak sapi di Boyolali tahun ini, jenis potong sebanyak 90.000 ekor, sedangkan jenis perah sebanyak 94.000 ekor,” kata Bambang, Senin (22/6/2020).
Dia menambahkan, hewan ternak sapi untuk korban di tengah pandemi Covid-19 di Boyolali masih aman, karena daerah ini termasuk salah satu pemasok daging di Pulau Jawa. “Kami mempunyai petugas di UPT di setiap pasar ternak di Boyolali untuk melakukan pemantauan kesehatan terutama hewan yang akan dipotong untuk dikonsumsi termasuk hewan kurban,” ujarnya.
Hewan kurban yang memenuhi syarat antara lain jenis kelamin jantan minimal usia dua tahun, sehat dan fisiknya baik. “Stok hewan sapi untuk persiapan hari kurban tahun ini, cukup banyak karena Boyolali salah satu lumbung ternak yang sering dikirim ke Jawa Barat dan Jakarta. Stok hewan sapi untuk kebutuhan syarat kurban rata-rata sekitar 10.000 ekor,” katanya.
Dia mengatakan selama pandemi Covid-19 juga berdampak pada jumlah pemotongan hewan sapi di Rumah Pemotongan hewan (RPH) di Ampel Boyolali menjadi turun. RPH Ampel biasa melakukan pemotongan rata-rata sebanyak 30 hingga 40 ekor per hari. Sedangkan, pemotongan sapi pada hari-hari sebelumnya rata-rata bisa mencapai 40 hingga 50 ekor per hari. (ant)
editor : tri wuryono
 

Tri Wuryono