SEMARANG (jatengtoday.com) – Program sejuta rumah dari pemerintah pusat sudah selesai pada Juli 2019 lalu. Stok rumah murah di Kota Semarang juga sudah habis. Mereka pun mencari lokasi lain yang masih bisa dikemas menjadi program rumah murah.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah Prijanto mengatakan wilayahnya mendapatkan jatah pembangunan rumah murah sekira 8-10 ribu unit. Dan untuk di Kota Semarang memang sudah habis, karena lahan yang ada tidak masuk untuk pembangunan rumah murah. Sebab, harga tanah di Kota Semarang cukup tinggi.
Prijanto menjelaskan, yang saat ini sedang dibidik untuk pembangunan rumah bersubsidi ada di wilayah Solo Raya. Misalnya di Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Sukoharjo maupun Klaten.
Menurutnya, daerah Solo Raya masih cukup banyak lahan yang harganya cocok untuk pembangunan rumah bersubsidi.
“Kota Semarang sekarang hanya ada untuk rumah nonsubsidi, yang komersial. Jadi, kota Semarang sekarang sudah habis rumah subsidinya. Untuk subsidi ini memang secara nasional kuotanya sudah habis, sekitar bulan Juli lalu,” jelasnya, Rabu (14/8/2019).
Prijanto lebih lanjut menjelaskan, pihaknya masih menunggu pidato kenegaraan dari Presiden Joko Widodo, Jumat (16/8/2019) terkait program rumah murah. Jika dana dari pemerintah pusat diturunkan lagi seusai pidato presiden, maka pembangunan rumah murah bisa dilanjutkan.
“Perbankan dari BTN sudah siap memberikan KPR subsidi dengan bunga khusus. Jadi, harapannya sebelum dana pemerintah keluar bisa membangun rumah murah. Di Jawa Tengah sendiri selain di Semarang ada stok 11 ribu rumah murah,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto