SEMARANG (jatengtoday.com) – Total sudah ada 203 orang di Jateng yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 25 orang diantaranya meninggal dunia. Ribuan pemudik dari zona merah Covid-19 pun sudah masuk ke Jateng. Meski begitu, provinsi ini belum memberlakukan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain DKI, sejumlah wilayah sudah menetapkan status PSBB. Yakni Jabar dan Banten. Status ini diberlakukan karena lonjakan kasus di tiga daerah tersebut sangat tinggi. Jakarta di peringkat teratas dengan 2.186 kasus, Jabar 540 kasus berada di peringkat kedua, dan Banten terdapat 285 kasus berada di peringkat keempat. Sementara Jateng di peringkat keenam.
“Belum (ajukan PSBB). Kami lagi siapkan dengan baik, agar kita mantap betul, mulai dari bagaimana percepatan persebarannya, tapi kita lebih hati-hati betul menghitung,” ucap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Selasa (14/4/2020).
Hitungan yang dimaksud Ganjar adalah dukungan atau bantuan pemerintah kepada masyarakat. Termasuk sistem logistik, sistem transportasi, sampai sistem keuangan.
“Jadi PSBB bukan tujuan, tapi mesti dihitung secara matematis, statistik secara epidemologis sehingga kita perlu pakar untuk membantu,” jelasnya.
Selain itu, juga belum ada kabupaten maupun kota yang hendak mengajukan penetapan status tersedia. Saat ini dia tengah mematangkan pendataan masyarakat sebagai salah satu skenario teknis pemberian bantuan.
“Sampai akhir April akan kami eksekusi soal bantuan. Agar kita menyiapkan skenarionya. Termasuk ketika kita mengajukan atau menuju PSBB, kota mana, kabupaten mana, kecamatan desa kita hitung betul,” tandasnya.
Selain itu, pendataan warganya yang saat ini berada di luar daerah, Jabodetabek juga penting. Pendataan tersebut juga dalam rangka penyaluran bantuan. Dia mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk percepatan pendataan tersebut.
“Harapannya tidak ada warga yang mudik, jadi tidak ada orang yang berpotensi untuk membawa virus itu ke asalnya. Ini bukan stigmatisasi, tapi dengan sudah ya asimtomatis kita tidak tahu siapa yang tertular,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto