“Kami tanyakan ke beberapa Event Organizer, kenapa Semarang sering dilewati konser artis internasional? Ternyata Semarang tidak mempunyai Convention Center Hall,”
SEMARANG (jatengtoday.com) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menantang investor membangun sejumlah proyek besar di Kota Semarang.
Tidak hanya investor asal Indonesia, tetapi juga investor asing dari Canada, Australia, dan Jepang. Diantaranya adalah proyek Light Rail Transit (LRT), Underpass Simpang Lima dan pembuatan Convention Center yang direncanakan dibangun di bekas Gedung GRIS di Pedurungan Semarang.
“Kami perlu mimpi besar, transportasi umum BRT sudah punya delapan koridor. Tetapi untuk LRT kami belum punya. Fase pertama, kami tawarkan rencana pembangunan Stasiun LRT Madukoro-Pasar Karangayu-Bandara Ahmad Yani per kilometer nilainya Rp 200 miliar, ada 6 kilo. Monggo,” kata Hendrar Prihadi di hadapan 250 pengusaha dalam acara Semarang Bisnis (Sembiz) XII di Patra Jasa Hall And Convention Center Jalan Sisingamangaraja, Kota Semarang, Rabu (17/10/2018).
Selain proyek LRT, Hendi juga menawarkan Underpass Simpang Lima Semarang. Di bawah lapangan Simpang Lima direncanakan akan menjadi pusat perbelanjaan bawah tanah dan Underpass Simpang Lima Semarang.
“Simpang Lima bukan lagi kawasan emas, tapi sudah kawasan diamond (berlian). Yang terjadi saat ini, kemacetan menimbulkan krodit. Maka kami punya mimpi merealisasikan itu. Kami sudah membuat FS (Feasibility Study),” katanya.
Dikatakan Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, Simpang Lima menjadi bagian sejarah Kota Semarang. Di bagian lapangan tidak bisa diotak-atik. Tetapi untuk pembangunan di bawah tanah sangat memungkinkan. Direncanakan akan dibangun empat lantai bawah tanah untuk menjadi pusat ekonomi.
“Selain itu, untuk jalur underpass yang menghubungkan Jalan Pandanaran ke Jalan Ahmad Yani, Jalan Pahlawan ke Jalan Gadjahmada. Kemudian bagian atas akan ditutup dengan batu alam sehingga seperti di Eropa,” kata Hendi.
Sesuai dengan hasil review, lanjut Hendi, proyek Underpass Simpang Lima ini membutuhkan dana Rp 1,2 triliun. Selain itu, Hendi juga menawarkan proyek pembuatan Convention Center yang direncanakan akan dibangun di bekas Gedung GRIS di Pedurungan Semarang di lahan seluas 1,2 hektar.
“Kami tanyakan ke beberapa Event Organizer, kenapa Semarang sering dilewati konser artis internasional? Ternyata Semarang tidak mempunyai Convention Center Hall,” katanya.
PRPP, kata Hendi, memiliki Convention Center Hall, tetapi kapasitasnya hanya 1.000 orang. Hotel Crown juga memiliki fasilitas itu, tetapi hanya berkapasitas 2.000 orang. “Nah, di kawasan Pedurungan, ada tanah seluas 1,2 hektar, bisa dikerjasamakan dengan membutuhkan dana Rp 281 miliar,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto