SEMARANG (jatengtoday.com) – Konsumsi gas 3kg atau gas melon mulai meningkat usai Pertamina memutuskan menaikkan harga LPG nonsubdisi. Diperkirakan, ada migrasi konsumsi LPG di masyarakat. Mereka yang biasa menggunakan LPG nonsubsidi, beralih ke LPG subsidi.
Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto mengatakan, Pemprov Jateng sudah berkomunikasi dengan Pertamina sejak pengumuman kenaikan harga LPG nonsubsidi. Ada dua poin penting dari instruksi tersebut, pertama, memastikan pasokan tetap terjaga. Kedua, memantau potensi terjadi migrasi dari nonsubsidi ke gas 3 kg.
“Indikasi terjadi migrasi bisa dibaca jika permintaan LPG 3 kg naik sementara penjualan 12 kg turun. Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiwana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas,” katanya, Jumat (4/3/2022).
Hingga hari kelima pasca-kenaikan harga pada 27 Februari 2022 lalu, dia menilai belum ada indikasi migrasi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi. Permintaan masyarakat masih wajar dan stok juga masih aman, baik LPG nonsubsidi subsidi.
“Kita menjaga agar tidak terjadi migrasi. Kalau terjadi migrasi maka pada batas pantauan kita untuk meluruskan distribusinya. Harapan kita dapat tepat sasaran. Kawan pengusaha juga saya harapkan, termasuk rumah tangga, tidak tergantung LPG. Ada yang kita sarankan ke kompor listrik atau kompor induksi karena lebih hemat dibandingkan LPG 3 kg. Kita coba hemat energi. Masyarakat harus menggunakan energi seperlunya,” tuturnya.
Selain memantau distribusi gas elpiji, Dinas ESDM Jateng bersama Pertamina juga memantau pasokan BBM di provinsi ini. Hal itu sebagai tindak lanjut dari kenaikan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex per 3 Maret 2022
“Kemarin juga ada kenaikan BBM. Kita juga pantau terus terkait kebijakan kenaikan BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Untuk Pertalite, Pertamax, dan Solar tidak naik. Stok untuk semua jenis BBM tersedia aman di atas tiga hari di semua wilayah Jateng. Jadi masyarakat tidak usah panik,” katanya. (*)