in

Hadapi Tantangan Usaha, Anggota PPJI Semarang Didorong Ikut Sertifikasi

PPJI Semarang siap memfasilitasi anggota agar bisa memperoleh sertifikasi secara kolektif.

Pengurus dan anggota PPJI Kota Semarang usai rapat kerja cabang (rakercab) di Hotel Aruss Semarang. (istimewa)
Pengurus dan anggota PPJI Kota Semarang usai rapat kerja cabang (rakercab) di Hotel Aruss Semarang. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) Kota Semarang mendorong anggotanya mengikuti sertifikasi untuk menghadapi tantangan usaha ke depan.

PPJI Semarang siap memfasilitasi anggota agar bisa memperoleh sertifikasi secara kolektif. PPJI telah menandatangani MoU dengan bimbingan teknis terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui e-katalog versi 6.0.

Ketua PPJI Semarang, Yanti M Sakoer mengatakan bakal menyiapkan pelatihan untuk versi terbaru e-katalog ini demi mengikuti arus sistem yang diatur pemerintah.

Sehingga para anggota perlu diberikan pemahaman hingga ke proses perolehan pekerjaan belanja pemerintah.

“Sekarang seluruh usaha, termasuk jasa boga, wajib memiliki sertifikat usaha. Harus bersertifikasi secara resmi karena itu syarat mutlak sebagai rekanan pemerintah,” jelas Yanti dalam rapat kerja cabang (rakercab) di Hotel Aruss Semarang, Selasa (22/4/2025).

Dia berharap anggota PPJI Semarang dapat semakin siap menghadapi tantangan usaha ke depan. Termasuk dalam merespons dinamika regulasi pemerintah dan perkembangan teknologi.

Sementara itu, Ketua DPD PPJI Jawa Tengah, Lilik Agus Gunarto mengatakan, tema dalam rakercab “Strategi Pengusaha Jasa Boga Menghadapi Era Minimalis dengan Inovasi Efisiensi dan Kreatifitas” sangat relevan dengan situasi dan tantangan usaha jasa boga saat ini.

Di tengah tuntutan efisiensi anggaran dari pemerintah dan masyarakat, lanjutnya, para pengusaha jasa boga dituntut untuk terus berinovasi dengan catatan tanpa mengurangi kualitas layanan.

Ia membeberkan, jika dulunya perlu 10 orang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan memasak, kini dengan alat modern bisa cukup 2 orang. Selain itu, berbagai penggunaan alat masak modern juga bisa membantu inovasi alat dapur. (*)