SEMARANG – Pancaroba yang terjadi sepanjang Oktober ini diprediksi akan membawa bencana. Terutama banjir dan tanah longsor. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pun mengajak warganya untuk mengenali fenomena alam di daerah masing-masing. Yakni menggunakan ilmu titen.
Meski program penanggulangan bencana sudah intensif dilakukan, masyarakat diminta tetap waspada. “Kita punya kearifan lokal namanya ilmu titen. Misalnya kalau hujan turun lebih dari dua jam maka siap-siap mengungsi karena biasanya banjir besar akan datang. Longsor juga bisa diamati dari retakan tanah di bukit atau dataran tinggi,” katanya, Rabu (11/10/2017).
Ganjar sendiri sudah menyusun buku berjudul Disaster Management and Ilmu Titen pada awal 2016 lalu. Buku itu sebenarnya disusun Ganjar untuk disampaikan di hadapan para pemimpin dunia dalam konferensi perubahan iklim di Belanda. Sepulang dari Negeri Kincir Angin, Ganjar meminta buku itu disebar ke masyarakat agar ilmu titen kembali digunakan masyarakat dalam penanggulangan bencana.
“Di Jateng sudah dibentuk desa-desa tangguh bencana, ada relawan-relawan yang siap sedia bergerak dan responsif, saya kira kita sudah siap,” katanya.
Kamis pagi, Ganjar juga telah mendatangi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng. BPBD diminta segera berkoordinasi dengan seluruh stakeholder untuk mengantisipasi bencana. “Saya sedang siapkan surat edaran kepada bupati dan walikota untuk siaga bencana,” katanya. (*)
Editor: Ismu Puruhito