SEMARANG (jatengtoday.com) – Pandawa Football Academy (PFA) Sukoharjo menjadi kampiun Piala Soeratin U-15 Jawa Tengah 2022. Atletico Artha Gading memastikan kemenangan PFA Sukoharjo atas Mas Jaya Sokaraja.
Babak final Piala Soeratin U-15 Jawa Tengah 2022 antara PFA Sukoharjo melawan Mas Jaya Football Academy Sokaraja digelar di Stadion Citarum, Semarang, Selasa (28/2/2023).
PFA Sukoharjo lolos ke final usai menyingkirkan Tugumuda Semarang dengan skor tipis 1-0. Sedangkan Mas Jaya mengandaskan Safin Pati juga dengan skor 1-0 pada babak semifinal yang berlangsung Jumat (24/2).
Tampil di partai puncak, PFA Sukoharjo dan Mas Jaya sama-sama all-out sejak awal pertandingan. Namun kedua tim gagal mencetak gol hingga turun minum.
Atletico Artha Gading kemudian muncul sebagai pembeda di laga ini. Babak kedua baru berjalan 8 menit, Tico berhasil merobek gawang Mas Jaya yang dikawal Pandu Maulana setelah memanfaatkan kesalahan barisan pertahanan lawan.
Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta dan memastikan PFA Sukoharjo menjadi juara dan akan mewakili Jawa Tengah di Piala Soeratin tingkat Nasional. Atletico Artha Gading dkk juga diganjar hadiah uang pembinaan Rp15 juta.
“Gelar juara ini buah kerja keras tim dan persiapan yang matang. Terima kasih kepada orang tua dan semua pihak yang telah mendukung kami hingga bisa mencapai final dan juara,” kata pelatih PFA Sukoharjo, Muhammad Khoirullah seusai pertandingan.
Sementara, Sekretaris Asprov PSSI Jateng, Purwidyastanto mengatakan, final Piala Soeratin U-15 menjadi penutup rangkaian kompetisi usia remaja yang digelar asosiasi. Pada tahun 2022, Asprov PSSI Jateng menggelar Piala Soeratin U-13, U-15 dan U-17.
Final Piala Soeratin U-17 yang dilaksanakan pada 20 Desember 2022 menghasilkan Persab Brebes sebagai juara. Sedangkan di kelompok U-13, SSB Terang Bangsa Semarang menjadi yang terbaik setelah mengalahkan Persikas Kabupaten Semarang pada laga final di Stadion Citarum, Jumat (24/2/2023).
“Saya mewakili Pak Ketum (Yoyok Sukawi) sangat bersyukur kompetisi kelompok remaja bisa diselesaikan dengan baik. Tentu masih ada koreksi dan evaluasi agar penyelenggaraan periode berikutnya lebih baik lagi,” ujarnya.
“Kompetisi kelompok remaja ini sebagai wadah pembinaan talenta muda untuk meningkatkan kualitas jadi bukan semata-mata untuk menggugurkan kewajiban,” tutur Purwidyastanto. (*)