in

Gelombang Tinggi jadi Ancaman Nyata Nelayan di Semarang

Perahu nelayan sedang bersandar di dermaga Tambaklorok, Semarang. (baihaqi/jatengtoday.com)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Gelombang tinggi di laut Jawa menjadi momok bagi nelayan. Selain mengancam keselamatan saat melaut, hantaman ombak membuat kapal atau perahu di dermaga rusak.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang Slamet Ari Nugroho mengungkapkan, gelombang tinggi ini terjadi setiap tahun, puncaknya pada Desember, Januari, dan Februari.

Menurut laporan yang masuk di KNTI Kota Semarang, pada Desember 2020 ada 28 kapal atau perahu yang rusak diterjang ombak. Kemudian, Januari dan Februari ada 200 unit rusak.

“Total ada 228 kapal yang rusak, tiga di antaranya tenggelam,” jelas Ari saat ditemui di dermaga Tambaklorok, Senin (20/12/2021).

Data kerusakan kapal pada musim gelombang tinggi periode lalu tersebar di berbagai titik. Paling banyak terjadi di kawasan Tambaklorok. Ari mengatakan, jenis kerusakan kapal beragam. Mulai dari kapal bocor hingga bagian kapal terlepas.

Pada Desember 2021 ini gelombang tinggi sudah mulai terlihat. “Bahkan satu minggu lalu ada 2 nelayan yang melaporkan kerusakan kapal akibat gelombang besar,” tuturnya.

Baca Juga: Tambaklorok Kini Punya Pos Jaga Nelayan, Bisa untuk Pantau Gelombang Tinggi

KNTI dan nelayan pun bersikap siaga. Apalagi ancaman gelombang tinggi masih berpotensi terjadi hingga Februari 2022. Beruntungnya, sekarang sudah ada 6 Pos Jaga Nelayan di kawasan Tambaklorok. “Pos itu bisa untuk nelayan berteduh sambil memantau kondisi kapal dan gelombang tinggi,” tandasnya. (*)

editor : tri wuryono