SEMARANG (jatengtoday.com) – Gedung sekolah vokasi Undip diresmikan Presiden Joko Widodo secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (26/8/2020). Gedung sekolah ini dibekali teknologi 4.0 untuk mendukung pembelajaran berkualitas.
Rektor Undip Prof Yos Johan Utama menuturkan, gedung yang dibangun bersama Astra dan Sinar Mas ini untuk menjawab tantangan zaman.
“Gedung ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai ruangan dalam proses belajar mengajar pendidikan vokasional. Seperti ruang kuliah berteknologi 4.0 digital class room, video conference, studio produksi bahan kuliah MOOC (Massive Online Open Course), ruang perpustakaan dan arsip digital, serta laboratorium. Terdapat pula ruangan untuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Vocational Development Center (VDC),” paparnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dua unit LSP dan VDC ini menyiapkan lulusan Sekolah Vokasi Undip agar benar-benar siap kerja. Di antara ruang yang juga sangat bermanfaat adalah lounge entrepreuneurship kerjasama Undip dengan GK Plug and Play sebagai salah satu akselerator yang telah mendunia, sehingga menambah nilai lebih untuk melahirkan para pebisnis muda baru.
Luas gedung 4.900 meter persegi ini terdiri dari empat lantai. Bersertifikat green building internasional dari Green Building Council. Sebagai green building, gedung ini dilengkapi dengan panel surya pada bagian atap yang dapat mencatu daya sebesar 25 KVA untuk penyediaan listrik gedung.
Keberadaan panel surya ini, lanjut dia, sekaligus dapat dijadikan sebagai teaching industry di bidang renewable energy. Gedung juga dilengkapi pengolahan limbah cair (water recycle system).
“Material gedung ramah lingkungan, biopori untuk peresapan air hujan, serta desain dengan pencahayaan dan ventilasi cukup sehingga hemat energi,” bebernya.
Sementara itu, Senior Manager Business & Product Development PT Sinarmas Tbk mengatakan kebutuhan sumber daya manusia berlatar belakang pendidikan vokasi sesungguhnya tinggi. Hanya saja, kuantitas angkatan kerja kejuruan memang terbatas.
“Dan mereka yang memiliki kemampuan sesuai kebutuhan industri lebih sedikit lagi jumlahnya. Kemitraan seperti ini dapat menjadi solusi untuk menjembatani kebutuhan kami,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto