BLORA – Banyaknya pedagang yang berjualan di luar Pasar Blora Kota menimbulkan kesemrawutan. Kondisi tersebut coba diperbaiki calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan mengajak pedagang kembali berjualan di dalam.
Pasar Blora Kota terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora. Kebanyakan pedagang berjualan di luar bangunan pasar, tepatnya di sisi timur atau masuk Jalan MR Iskandar.
Mereka menggelar lapak di sebagian lajur kanan dan kiri jalan. Menyisakan lebar jalan sekitar 2-3 meter, dari lebar semestinya 7 meter.
Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah pedagang. Dia menanyakan alasan para pedagang berjualan di luar pasar. “Niki wonten nopo kok sadeane wonten jawi, ibu-ibu? (Ini ada apa kok jualannya di luar, ibu-ibu?)” tanya Ganjar, Rabu (4/4).
“Sepi sing tumbas, pak Ganjar. Remen tumbas wonten jawi. (Sepi yang beli, pak Ganjar. Lebih suka beli di luar),” sahut salah satu pedagang.
Mengetahui permasalahan tersebut, dia berujar akan membantu mendatangkan pembeli ke dalam pasar, asalkan para pedagang tidak berjualan di pinggir jalan lagi. Ganjar mengungkapkan akan berkomunikasi dengan Bupati Blora.
“Asal mau pindah ya,” tegas Ganjar.
Di hadapan wartawan, politisi PDIP itu menjelaskan cara mendatangkan pembeli, sekaligus menata pedagang berjualan dalam pasar.
Dia mengatakan pemerintah kabupaten (pemkab) harus melakukan komunikasi dengan pedagang. “Satu, dibentuk paguyuban. Kalau sudah ada paguyuban, ada respresentasi dari para pedagang. Tidak mungkin juga jualan di pinggir jalan, karena memenuhi jalan,” ucapnya.
Ganjar menyebut secara prinsip para pedagang sudah mau berjualan di dalam pasar, asalkan semua pedagang mendapatkan tempat yang sama.
Dia mencontohkan keberhasilan Pemkot Surakarta memindahkan pedagang pasar Klithikan, saat era Joko Widodo.
Dia membeberkan cara Jokowi, sapaan Joko Widodo, dalam hal mendatangkan pembeli di pasar yang baru. “Maka semua pembeli dikasih karcis. Dan karcis ini diundi. Hadiahnya mobil. Maka mobil ini menjadi rangsangan orang untuk mau belanja ke pasar baru,” jelas dia.
“Yang kedua, setiap sore diiklankan di media. Dan itu dibiayai oleh pemda. Maka cara ini sebenarnya bisa dijadikan semacam acuan, perbandingan, agar pemindahan pasar menjadi lebih baik,” imbuh Ganjar. (ajie mh)
Editor : Ismu Puruhito