in

Gaet Isrol Medialegal, Hysteria Soroti Pentingnya Interaksi Budaya dan Isu Sosial

SEMARANG (jatengtoday.com) – Program Buah Tangan sudah memasuki edisi 28. Acara ini merupakan salah satu agenda dari Kolektif Hysteria yang masuk dalam rangkaian Dana Event Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud). Agenda Buah Tangan juga menjadi rangkaian menuju 20 tahun Kolektif Hysteria.

Program tersebut mulai dilaksanakan sejak bulan Oktober 2023 hingga 2024 mendatang. Salah satu seniman yang digaet Kolektif Hysteria dalam agenda Buah Tangan adalah Isrol Triono atau yang lebih dikenal dengan nama Isrol Medialegal.

Isrol Medialegal dan Kolektif Hysteria berkolaborasi dalam Buah Tangan Edisi 28 dengan tajuk ‘Cerita dari Kei’ di Grobak Art Kos I Hysteria di Jalan Stonen No.29, Bendan Ngisor, Gajahmungkur, Semarang, Selasa (31/10/2023).

Perlu diketahui sebelumnya, Buah Tangan merupakan kegiatan berbagi oleh-oleh berupa informasi, pengetahuan serta inspirasi dari sosok-sosok yang memberikan pengalaman menarik tentang dunia dunia seni dan kreativitas.

 Sejalan dengan hal itu, melalui ‘Cerita dari Key’, Isrol Medialegal mencoba membagikan pengalamannya sebagai seniman rupa yang berfokus pada isu sosial di Kepulauan Kei, Provinsi Maluku, Indonesia.

Bagi Isrol Medialegal, fenomena sosial merupakan permasalahan yang sangat dekat dengan dirinya sebagai seorang seniman sekaligus sebagai manusia sosial.

“Karena saya bagian dari masyarakat sosial. Ya menantang seberapa punya intuisi dan kepekaanmu. Apa yang kamu lihat, apa yang kamu rasain. Dari hal itu diaktualisasiin jadi bahasa visual,” kata Isrol Medialegal.

Isrol mengatakan bahwa salah satu penngalaman yang berkesan dalam proses kreatif yang ia temui adalah ketika berkunjung ke Kepulauan Kei.

Fenomena sosial yang ditangkapnya seperti aktivitas anak-anak yang sudah sibuk dengan gawai hingga pahlawan nasional yang lahir dari sana, menjadi potret yang ia abadikan di Kepulauan Kei.

Menurut General Manajer Kolektif Hysteria Kesit Agung Wijanarko, pengalaman Isrol diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi seniman lain.

Kesit Agung Wijanarko menyebut jika sebagai seorang seniman, interaksi budaya merupakan hal yang krusial.

“Karena interaksi budaya bagi seniman adalah hal yang krusial,” kata Kesit Agung Wijanarko. (*)