in

Fatayat NU Jateng Demo Masak Makanan Pendamping ASI yang Halal dan Bergizi

Demo memasak menjadi rangkaian dalam acara seminar pencegahan stunting dan peluncuran buku PW Fatayat NU Jateng.

Gus Rifqil dan Ning Imaz ikut demo memasak yang diselenggarakan PW Fatayat NU Jateng. (baihaqi/jatengtoday.com)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah menggelar demo memasak di Metro Park View Hotel Semarang, Sabtu (3/12/2022).

Dipandu chef hotel, ratusan pengurus Fatayat melihat secara langsung proses memasak makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang halal dan bergizi.

“Kali ini kita memasak Banana Pancake dan Ca Brokoli Daging Cincang Telur Puyuh. Ini sehat, masaknya tanpa MSG ya,” ujar Chef Wien.

Demo memasak ini menjadi rangkaian dalam acara seminar pencegahan stunting dan peluncuran “Buku Pedoman MP-ASI Halal dan Bergizi” yang digagas Fatayat NU Jateng.

Ketua Forum Da’iyah Fatayat (Fordaf) Jateng Neng Imas Fatimatuzzahroh yang menjadi salah satu narasumber seminar menyampaikan pentingnya pemberian makanan halal bergizi untuk menyiapkan generasi yang baik dan sehat.

“Penting disadari, makanan bergizi itu merupakan bagian dari tuntunan syariat. Supaya apa yang kita konsumsi lebih berkualitas,” ujarnya.

Syariat, katanya, sangat peduli terhadap kesehatan. Banyak ayat Al-Qur’an yang membahas anjuran makanan yang halal dan baik, seperti dalam Surat Al-Baqarah ayat 168.

Neng Imas menjelaskan, makanan yang baik adalah makanan yang memberi makro gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh seperti protein, serat, lemak yang baik, dan lain-lain.

“Makanan yang baik ada di sekitar kita, tergantung bagaimana kita mengolahnya. Karena ketika berbicara tentang makanan pendamping ASI, kita perlu kreatif agar anak mau memakannya,” imbuh Neng Imas.

Pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah Kaliwungu Kendal Gus Rifqil Muslim Suyuthi menambahkan, orang tua berkewajiban mencukupi kebutuhan gizi anaknya. Jangan sampai terabaikan demi tercipta generasi yang baik.

“Yang bergizi tidak harus mahal. Kita bisa makan makanan yang hemat, sehat, tentunya juga halalan tayyiban,” pungkasnya. (*)

editor : tri wuryono 

Baihaqi Annizar