in

Film “Sawanen” Karya Fatayat NU Jateng Mengedukasi Pentingnya Imunisasi

Film ini dibuat Pengurus Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah bekerja sama dengan UNICEF.

Masyarakat dari berbagai latar belakang sedang nonton bareng film "Sawanen" garapan PW Fatayat NU Jateng. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Film pendek berjudul Sawanen menjadi media efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan cara menangkal hoaks seputar isu kesehatan.

Film buatan Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah dan UNICEF ini menjadi alternatif tontonan masyarakat agar tidak mudah termakan informasi bohong.

Pada 25 Januari 2023 lalu, film tersebut diputar di Balai Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dan ditonton ratusan peserta terdiri dari ibu-ibu PKK, pengurus Fatayat, pelaku UMKM, dan mahasiswa KKN.

Dalam film ditampilkan pola-pola komunikasi antar personal, baik verbal maupun nonverbal melalui tokoh-tokohnya, sehingga mampu menyelesaikan masalah yang timbul di masyarakat.

PJOK Program RCCE Fatayat NU Jateng Rizki Amalina mengatakan, pola komunikasi di film ini dapat diadopsi sebagai bahan kampanye ajakan imunisasi di masyarakat.

Dikatakan, dalam dua tahun terakhir, pandemi Covid-19 berdampak pada akses layanan kesehatan, termasuk imunisasi rutin dan informasi kesehatan dasar lainnya.

Akibatnya, balita kurang terpantau perkembangan kesehatan dan pertumbuhannya. Anak-anak juga tidak terpenuhi kebutuhan imunisasinya. Padahal imunisasi penting untuk menjaga imunitas dari berbagai penyakit akibat mikroorganisme, tidak hanya Covid-19.

Data Kementerian Kesehatan tahun 2020 menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, lebih dari 15.000 anak Indonesia terdampak kejadian luar biasa antara lain polio, campak, difteri, gizi buruk, dan wabah lainnya. Kondisinya bertambah buruk karena pandemi berlangsung berkepanjangan.

Melalui film Sawanen, Rizki ingin agen penyampai pesan seputar informasi kesehatan tidak hanya dilakukan kader Fatayat, tetapi juga lembaga-lembaga lain seperti PKK, mahasiswa, hingga pengurus RT/RW.

“Tidak hanya soal imunisasi untuk anak, tetapi juga imunisasi atau vaksin untuk dewasa, termasuk booster kedua yang sudah diizinkan sebagai upaya mempercepat transisi pandemi menjadi endemi,” jelas Rizki. (*)

editor : tri wuryono 

Baihaqi Annizar