SEMARANG (jatengtoday.com) – Pesepeda pemula seringkali ngos-ngosan saat ikut rombongan. Mereka yang sudah berusia pun kadang juga kesulitan mengatur nafas dan tenaga saat jarak tempuh sudah jauh. Akhirnya, keinginan mencari fun saat bersepeda dengan rombongan justru berakhir tak menyenangkan.
Tapi itu dulu. Kini ada teknologi baru, sepeda listrik (e-bike). Electric Mountainbike (e-MTB) yang meringankan beban mengayuhnya para pesepeda. Tapi jangan dibayangkan, pesepeda hanya memutar gas dan tak perlu mengayuh. Sepeda listrik ini memberikan bantuan saat pedal dikayuh. Sehingga bantuan pedal meringankan pesepeda di sepanjang jalan.
Dengan kondisi itu, tak lagi khawatir tertinggal rombongan saat bersepeda bersama. Sepeda ini juga memungkinkan untuk menjelajah semua medan. Baik itu bagi pemula, usia muda maupun tua.
“Dulu banyak anak-anak muda yang enggan pakai (e-MTB). Karena merasa kuat. Dulu ada mountain bike, ada seli (sepeda lipat). Kalau di musik kan ada dangdut, rock, campursari. Tapi e-MTB ini ibaratnya jenis musik baru di dunia sepeda dan memberikan pengalaman baru,” kata Penyelenggara Launching Ride Clinic New Patrol, Yudi Dwiardian di Rosti Resto Semarang, Jumat (25/9/2020).
Diakui, e-MTB belum begitu populer di masyarakat. Namun dengan berbagai macam kelebihannya, maka ia optimis banyak pesepeda yang melirik. Sepeda ini juga sangat ideal untuk perjalanan komuter, rekreasi, atau pesepeda gunung yang aktif. Soal harga, bervariasi dan sesuai tipenya. Berkisar antara Rp 60-90 juta.
Menurutnya, di Kota Semarang sudah cukup banyak komunitas-komunitas pesepeda e-MTB. Tiap komunitas rata-rata memiliki anggota 50-100 orang. Pesertanya segala usia. Dan rata-rata ada 30 orang yang aktif gowes tiap harinya.
“Dengan e-bike ini maka ibarat mau mengeluarkan 1.000 kalori dengan fun, bukan dengan capek. Jarak tempuh juga bisa makin jauh. Bisa gowes bareng-bareng di semua medan. Hal ini pula yang semakin menambah eratnya anggota komunitas e MTB,” terangnya.
“Peluncuran ini menjadi yang pertama (di Jateng). Harapannya e bike semakin dikenal oleh masyarakat,” imbuh Product and Sales Manager Patrol, Roy Wirjanah.
Sementara itu, penghobi sepeda, Yudi Indras Wiendarto mengatakan, komunitas bersepeda ini bukan hanya senang-senang untuk diri sendiri. Dengan bersepeda menyusuri rute di pedesaan, anggota komunitas yang rata-rata pengusaha, mengetahui kondisi riil masyarakat. Maka tak jarang pula berempati dengan memberikan bantuan langsung.
Di sisi lain, hal itu untuk merintis paket-paket wisata dengan bersepeda. “Rutenya lewat area persawahan, kebun, hutan lidung dan perbukitan. Pemandangan dan udaranya fresh. Bisa merintis wisata baru,” ujar Anggota Komisi E DPRD Jateng ini.
Dia pun mengapresiasi patrol yang merupakan produk lokal namun kualitasnya internasional. Bahkan bisa disejajarkan dengan sepeda-sepeda produksi luar negeri. (*)
editor: ricky fitriyanto