SEMARANG (jatengtoday.com) – Menteri Sosial, Juliari Batubara menilai program bantuan pangan non tunai bisa seperti program sembako da. menjadi bagian dari penanganan kemiskinan di Indonesia.
Salah satunya melalui program E-Warong. “Saya berharap program E-Warong bisa lebih ditingkatkan. Kalau E-Warong yang ada terlalu banyak melayani KPM (Keluarga Penerima Manfaat), mungkin saatnya dibuka E-Warong baru,” ungkapnya usai menyalurkan bantuan Program Sembako di E-Warong KUBE Mandiri Jaya, Keluarahan Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Jumat (14/2/2020).
Menurut dia, E-Warong sejauh ini sangat efektif sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Warga yang memiliki E-Warong, selain menjadi tepat penyaluran bantuan sembako, agen bank, tapi dia juga berwirausaha. Pemberdayaan ekonomi kerakyatannya juga bisa dapat. Dulu beras, telur saja, sekarang ditambah daging ayam dan daging ikan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan,” imbuhnya.
Dia berharap program sembako bisa membantu pemerintah menurunkan angka stunting dengan adanya makanan bergizi, khususnya ibu hamil, anak usia dini, asupan gizinya lebih baik dari sebelumnya.
“Kami tidak punya target berapa jumlah e warong. Prinsipnya kalau e warong dianggap melayani terlampau banyak orang, maka diperlukan membuka e warong lagi,” katanya.
Juliari mengapresiasi penurunan angka kemiskinan di Kota Semarang hingga mencapai 3,98 persen yang jauh melampaui nasional.
“Angka kemiskinan Kota Semarang ini separuh dari angka kemiskinan nqasional, maka dari itu Kemensos RI senantiasa mendukung,” ujar Juliari.
Kementerian Sosial tahun depan menganggarkan anggaran kurang lebih Rp 63 triliun untuk menurunkan angka kemiskinan sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Anggaran yang disiapkan tahun depan cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. “Ini menjadi upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai program yang ada dari Kementerian Sosial,” katanya.
Pada akhir 2018 lalu, angka kemiskinan mencapai 9,6 persen, menurun menjadi 9,4 persen. Sedangkan di Kota Semarang, angka kemiskinan menurun menjadi 3,98 persen dari sebelumnya 4,2 persen. Pihaknya meminta seluruh Kepala Daerah untuk bersama-sama bersinergi menurunkan angka kemiskinan di masing masing daerah.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya senantiasa berupaya menurunkan angka kemiskinan. “Karena 3,98 persen ini sudah melebihi target kita sesuai RPJMD yakni 4,1 persen. Jadi dengan program bergerak bersama, anggaran pusat, provinsi dan pengusaha. Insya Allah angka kemiskinan di Kota Semarang bisa turun,” katanya.
Hal terpenting, kata Hendi sapaan akrabnya, hasilnya harus kelihatan daripada sekadar mendapat penghargaan atau prestasi. “Kami berusaha agar masyarakat merasakan manfaat dari setiap bantuan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kota,” katanya.
Ke depan, pihaknya akan mengalokasikan anggaran lebih besar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. (*)
editor: ricky fitriyanto