in

Koperasi Soko Guru Ekonomi Kerakyatan Mengeliat Kembali

Ilustrasi. (pixabay)

Oleh: Dr. Zulkifli

Kehadiran Hari Koperasi Nasional yang diperingatisetiap 12 Juli menjadi momentum penting untukmerefleksikan kembali jati diri ekonomi Indonesia: ekonomiyang berkeadilan, partisipatif, dan berakar darikekuatan rakyat. Di tengah berbagai tantangan global dan dinamika ekonomi nasional, Jawa Tengah meneguhkankomitmennya untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya.

100 hari perjalanan dalam proses menuntaskan “Ngopeni lan Nglakoni” Jawa Tengah sudah terlewati. Satu demi satu program dari janji politik bagi rakyat mulai tertunaikan dengan baik. Selain program janjipolitik Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi memiliki kewajiban dalammemastikan keterlaksanaan dari program PemerintahPusat Indonesia pada wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu program PemerintahPusat yang dapat memberikan dampak pemerataanekonomi, yaitu “Koperasi Merah Putih”.

Koperasi Merah Putih memiliki peran pentingsebagai tulang punggung perekonomian bagi satuanwilayah administratif terkecil, yaitu “Desa/Kelurahan”.Program tersebut sesuai dengan Konsep “Ekonomi Kerakyatan” yang sesuai dengan landasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1). Provinsi Jawa Tengah menjadiprovinsi dengan capaian keterlaksanaan KoperasiMerah Putih tertinggi di Indonesia. Per 1 Juli 2025, capaian tersebut dibuktikan dengan jumlah penyelenggaraan “Musyawarah Desa/Kelurahan(Musdes/Muskel)” sebanyak 8.523 kegiatan. Jumlah tersebut diatas provinsi-provinsi di Pulau Jawa, sepertiProvinsi Jawa Timur yang menepati posisi tertinggikedua dengan jumah 7.922 Musdes/Muskel dan ProvinsiJawa Barat posisi ketiga dengan jumlah 5.299 Musdes/Muskel.

Selain itu, ketercapaian Program Koperasi Merah Putih juga ditinjau berdasarkanlegalitas berbadan hukum. Provinsi Jawa Tengah menempati posisi pertama secara nasional denganjumlah 8.482 unit koperasi yang sudah terbit badan hukumnya, diikuti Provinsi Jawa Timur sebanyak 3.011 unit, dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 749 unit.

Pencapaian Program Koperasi Merah Putih terkaitlegalitas badan hukum di Provinsi Jawa Tengah sudahmencapai 99,52%. Jadi, masih terdapat sejumlah 41 Koperasi (0,48%) yang sudah melakukanMusdes/Muskel, tetapi belum memiliki badan hukum.Dari 41 koperasi tersebut, berada pada 6 kabupaten/kota di Jawa Tengah, meliputi KabupatenBoyolali, Grobogan, Kendal, Purworejo, Pekalongan, dan Kota Pekalongan dengn persentase penerbitanbadan hukum diatas 96%, kecuali Kabupaten Grobogandengan persentase sebesar 86,79%. Dari progress tersebut, Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakanprogram Koperasi Merah Putih pada 29 kabupaten/kotayang sudah melaksanakan Musde/Muskel dan memilikilegalitas berbadan hukum.

Di saat banyak negara mencari bentuk ekonomi yang adil dan tangguh, Jawa Tengah menjawabnya dengankembali kepada kekutan ekonomi rakyat, yaitu koperasi.Inilah bentuk ekonomi yang menjamin pemerataan, memperkuat pelaku lokal, dan mendorong kemandiriandesa. Ketercapaian 26 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah telah mencapai angka 100% atau lebih dalampenerbitan badan hukum koperasi. Bahkan beberapa daerahseperti Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Wonosobo, Blora, danKota Surakarta mencatat lebih banyak koperasi yang telahsah berbadan hukum dibanding jumlah Musdes yang dilaksanakan atau lebih dari 100%, mencerminkanantusiasme masyarakat dalam gerakan ini.

Harapan dari hadirnya Koperasi Merah Putihdapat menjadi pemantik dalam meningkatkanpertumbuhan ekonomi di Indonesia hingga tingkatdesa/kelurahan. Perwujudan visi tersebut sesuai denganpemikiran tokoh ekonomi Indonesia seperti Muhammad Hatta dan Soemitro Djojohadikusumo yang memilikikepakaran tentang “Ekonomi Kerakyatan”. Oleh karenaitu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% bukan hanya sekadar menjadi mimpi imajinasi yangilusi semata, tetapi menjadi sebuah target yang harusdirealisasikan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Hari ini, Hari Koperasi, semangat Bung Hatta seakan bangkit kembali dalam bentuk koperasi-koperasidesa/kelurahan yang tak hanya hidup, tetapi juga bertumbuh kuat sebagai lokomotif ekonomi daerah. Jawa Tengah telah membuktikan bahwa kebangkitanekonomi nasional bisa dimulai dari desa, dari koperasi, dan dari tangan rakyat sendiri. Dari Koperasi Merah Putih membangun Desa/Kelurahan, dari Ekonomi Kerakyatan untuk kemajuan tanah air tercinta! (*)