in

Dikritik Habiskan Dana APBD Rp 18 M untuk Apel Kebangsaan, Begini Jawaban Ganjar

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah pihak mengkritisi Pemprov Jateng yang menggelontorkan Rp 18 miliar dari APBD untuk menggelar Apel Kebangsaan Kita Merah Putih. Apalagi, acara di bilangan Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3/2019) itu hanya dihelat satu hari saja. Ada juga tudingan bahwa Apel Kebangsaan bakal disisipi kampanye terselubung untuk memenangkan salah satu paslon yang maju dalam Pilpres 2019.

Menanggapi kritikan itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo tidak mempermasalahkannya. Sebab soal pendanaan, Ganjar Pranowo memastikan telah sesuai prosedur.

“Kami sangat transparan maka siapa pun bisa melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah, monggo (silakan). Tapi kami harus menghadirkan seluruh masyarakat di Jateng,” katanya, Jumat (15/3/2019).

Terkait tudingan menguras APBD karena dana yang digelontorkan begitu besar, menurut Ganjar, itu relatif. Karena acara tersebut bakal dihadiri sampai 130 ribu warga Jateng dari 35 kabupaten/kota. Tapi jika ada asumsi atau tuduhan dana penyelenggaraan itu dikorupsi, itu tidak benar.

“Kalau Anda tahu, (dana) itu untuk mereka semua. Target kami 100 ribu. Dihitung lagi ternyata 130 ribu. Yang lain asumsi, katanya mau dikorupsi. Kalau kami mau sembunyi sembunyi, nggak, kami bukak kok. Makanya semua orang bisa buka, itu hebatnya (transparansi) Jateng. Makanya kami buka untuk dikritisi. Soal tidak sepakat jumlah nggak apa-apa. Tapi kami bisa jelaskan,” paparnya.

Mengenai tuduhan kampanye terselubung, Ganjar menegaskan bahwa kegiatan ini tidak ada motivasi politik praktis meskipun diselenggarakan menjelang pemilu. Apalagi untuk dukung salah satu pasangan calon presiden. Dia pun mengajak agar semua hadir, termasuk yang mengkritisi acara ini.

“Justru menjelang Pemilu, kami tidak mau Jateng dirobek-robek. Maka kami hadirkan semua orang. Makanya kalau ada orang marah-marah ini kampanye terselubung, lho yang mana (dukungan) capres tertentu. Maka kami undang semuanya. Mereka yang belum punya hak pilih kami undang sehingga bisa menanamkan itu. Siapa pun boleh datang, tapi kami berprinsip bertanggungjawab ini kerja kita bersama,” katanya.

Ganjar menjelaskan terselenggaranya acara ini sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap banyaknya fitnah, hoax maupun ujaran kebencian yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya di Jateng. Yang membuat Ganjar makin gelisah, hal-hal negatif tersebut justru tersebar saat menjelang pemilu.

“Ingat, Jateng selama ini aman dan baik-baik. Tapi hari ini kita sangat terganggu dengan intensitas tinggi hoax dan pembakaran. Sampai hari ini belum ketangkep pelakunya. Apa artinya, kami tidak mau kita dirobek-robek. Maka kami buat acara itu agar kita semua bisa bersatu. Tidak ada kepentingan politik,” tegasnya.

Meski begitu, politikus PDI Perjuangan ini menyayangkan semua kritikan itu dilontarkan oleh pihak-pihak yang secara pilihan politik berbeda dari dirinya. Untuk meminimalisir acara tersebut dipolitisasi, juga telah diinstruksikan pelarangan membawa atribut partai.

“Memang saya sedih, di medsos (yang protes) ternyata dari satu kelompok yang kebetulan berbeda pandangan politik dengan saya. Padahal menurut saya mereka hadir pun boleh. Makanya (yang hadir) dilarang menggunakan atribut politik dan capres. Makanya ikut saja. Ikut bareng agar itu kepentingan bersama. Yuk, saling puji di tempat itu, yuk. Menurut saya akan jauh lebih baik itu. Jadi asyik gitu,” katanya. (lhr)

editor : ricky fitriyanto