in

Dihadiri Prabowo, Khatib Salat Jumat di Masjid Kauman Ceramah Soal Ini

SEMARANG (jatengtoday.com) – Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman hari ini, Jumat (15/2/2019) dihadiri Capres Nomor 02, Prabowo Subianto. Sesuai agenda, kehadiran Prabowo adalah untuk melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Meskipun begitu, agenda Jumatan di masjid tersebut tetap berlangsung seperti biasa. Berlaku sebagai khatib adalah Dr. H. Abdul Hakim, sedangkan imam yakni KH. Ahmad Naqib Noor Alhafidz.

Khatib Salat Jumat, Hakim, dalam khutbahnya menyampaikan tentang bagaimana membingkai perbedaan agar tidak menjadi permusuhan. Perbedaan diciptakan agar dari ketidaksamaan tersebut bisa saling melengkapi. Sehingga tumbuh persatuan.

“Allah menyeru tentang persatuan, tetapi tidak serta merta menghapus perbedaan. Dengan kata lain, perbedaan sebenarnya tidak harus menjadi sumber perpecahan, tetapi sebagai sarana mencapai persatuan,” ujarnya.

Menurut Hakim, Islam melihat relasi antar manusia dengan tiga klasifikasi. Yaitu hubungan atas kesamaan agama, hubungan atas kesamaan bangsa atau tanah air, serta hubungan berupa ikatan global antar sesama manusia.

“Sudah barang tentu, ketika konsep relasi antar manusia ini mempertemukan kesamaannya visi misi dan cita-cita dalam setiap perbedaan,” tutur Khatib Jumat.

Dia melanjutkan, manusia antara yang laki-laki dan perempuan, dengan kesamaannya sebagai manusia ternyata mempunyai ketidaksamaan yang mendasar dari sisi keperempuanan dan kelakian. Kemudian dari ketidaksamaan ini dikembangkan menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.

“Artinya, perbedaan watak dan karakter yang ada pada lelaki dan perempuan, adalah hal wajar. Jika perbedaan ini tidak disikapi dengan baik, maka yang terjadi adalah bencana bagi peradaban manusia,” jelas Hakim.

Hakim menyeru kepada jamaah agar semua belajar menerima perbedaan dengan cara berlapang dada, jangan mementingkan egoisme primordial, serta jangan mementingkan diri sendiri

“Jika hal ini bisa direalisasikan dalam kehidupan di dunia ini, maka niscaya tak ada lagi perselisihan yang mengakibatkan kerusakan di muka bumi ini,” jelasnya.

“Perbedaan tetaplah ada, tetapi yang lebih penting adalah kita mencari titik temu dalam setiap perbedaan, agar persatuan dan perdamaian di muka bumi ini bisa tercapai,” ucap Hakim mengakhiri khutbahnya. (*)

editor : ricky fitriyanto