in

Demi Guru Honorer, Ganjar Perintahkan Bikin Jembatan Darurat Kali Keruh

PEKALONGAN (jatengtoday.com) – Putusnya jembatan Kali Keruh Kabupaten Pekalongan sempat viral dan menjadi pembicaraan warganet beberapa waktu lalu. Begitu juga kisah Atik, guru honorer asal Desa Loragung, Kandangserang, Kabupaten Pekalongan yang rela mempertaruhkan nyawa melintasi jembatan putus itu untuk mengajar.

Ternyata tidak hanya Atik, kisah serupa juga dialami kolega Atik bernama Dwi Sholihati, guru honorer di SD 02 Medayu. Sama dengan Atik, setiap hari Dwi juga harus mempertaruhkan nyawa melintasi jembatan Kali Keruh untuk mengajar di sekolahnya.

Sejak putus pada 2018 lalu, jembatan Kali Keruh memang tidak bisa dilewati kendaraan. Padahal, jembatan itu menjadi akses satu-satunya warga di desa tersebut.
Satu-satunya cara yang bisa digunakan warga untuk melintasi jembatan adalah nekat berjalan kaki. Di reruntuhan jembatan yang ambruk, warga memasang tangga setinggi 15 meter untuk dapat mencapai sisi sungai yang lainnya.

Tangga yang terbuat dari besi membuat licin digunakan saat hujan turun. Belum lagi, arus sungai yang deras dan bebatuan besar yang ada di bawahnya sangat membahayakan dan dapat merenggut korban jika ada yang terjatuh.

“Setiap hari ya harus melintasi jembatan ini, tidak ada akses jalan lain antara rumah saya ke sekolah,” kata Dwi Sholihati, Rabu (30/1/2019).
Meski sebenarnya, Dwi merasa takut setiap kali harus naik turun tangga di jembatan itu. Namun, rasa takutnya itu ia buang jauh-jauh demi memberikan ilmu kepada anak didiknya.
“Mau gimana lagi, karena sudah kewajiban untuk mengajar, jadi harus dilaksanakan,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut. Setidaknya lanjut dia, ada jembatan darurat yang dibangun agar warga tidak perlu menantang nyawa dengan menyeberang jembatan seperti yang saat ini dilakukan.
“Saya harap jembatannya segera dibangun, paling tidak ada jembatan daruratlah,” pungkasnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang hari itu meninjau lokasi jembatan Kali Keruh langsung bertindak cepat. Ia memerintahkan dinas terkait termasuk Pemkab Pekalongan untuk membuatkan Bailey, jembatan darurat yang terbuat dari besi.

“Saya minta jembatan darurat segera dibuat. Dengan jembatan darurat itu, maka masyarakat akan nyaman saat melintasi jembatan. Tidak seperti sekarang, masyarakat harus naik turun tangga demi menyeberang ke sisi sungai lainnya yang sangat membahayakan,” kata dia.

Pembuatan Bailey, lanjut dia, tidak membutuhkan waktu lama. Setidaknya, paling lama satu bulan jembatan Bailey dapat terpasang.

“Lihat saja cerita Ibu Atik dan Ibu Dwi tadi, mereka menantang maut hanya untuk menyeberang sungai demi mengajar. Tentu saya sangat mengapresiasi dan alasan ini pula yang membuat pembuatan jembatan darurat harus dipercepat,” tambahnya.

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, pihaknya juga akan mempercepat pembangunan jembatan Kali Keruh. Ia memastikan pembangunan jembatan yang ambrol diterjang banjir itu akan dilakukan tahun ini.

“Tahun ini saya pastikan jembatan Kali Keruh dibangun, kami percepat agar aktifitas masyarakat tidak terganggu,” tambahnya.

Anggaran sebesar Rp17 miliar sudah disiapkan Pemprov Jateng untuk membangun kembali jembatan penghubung Pekalongan-Pemalang tersebut. Sebenarnya, pembangunan jembatan membutuhkan anggaran Rp18 miliar.
“Nanti yang Rp1 miliar biar ditanggung Bupati Pekalongan. Prinsipnya gotong royong dalam menanggulangi bencana ini harus terus terwujud,” imbuh Ganjar. (lhr)

editor : ricky fitriyanto