SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menilai penutupan jalan di sekitar Bundaran Bubakan mulai Sabtu 22 Agustus hingga 22 November 2020 atau kurang lebih tiga bulan tidak terlalu berdampak terhadap aktivitas usaha di sekitar kawasan tersebut.
Sebab penutupan yang dimaksud menggunakan sistem buka-tutup. Artinya, aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan. “Ditutup jalannya karena di sekitar lokasi akan diperbaiki agar lebih baik. Sebetulnya tidak ditutup secara total, tetapi buka-tutup,” kata Hevearita, Kamis (20/8/2020).
Menurut dia, setiap proses pembangunan tentu saja memiliki dampak terhadap aktivitas masyarakat, misalnya tersendatnya arus lalu-lintas maupun terhambatnya aktivitas lainnya. Namun hal itu harus dilakukan untuk melakukan penataan infrastruktur. Dia menilai justru dengan dilakukan perbaikan infrastruktur akan berdampak berkembangnya perekonomian di wilayah tersebut.
“Tidak akan merugikan warga yang memiliki usaha di sekitar lokasi,” katanya.
Menurut dia, aktivitas usaha milik warga di wilayah tersebut justru akan bisa berkembang. Bundaran Bubakan semula akan dijadikan polder. Namun dalam perkembanganannya ditemukan situs di bundaran tersebut. Sehingga akhirnya dijadikan museum.
“Apalagi di situ juga ada Kampung Batik, nantinya orang yang berkunjung ke museum juga bisa melihat adanya Kampung Batik. Tentunya, perekonomian masyarakat di sekitar Bubakan juga akan menjadi bagus,” terang dia.
Lebih lanjut, saat ini juga sedang proses penyelesaian pembangunan rumah pompa di kawasan Kota Lama oleh Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Di beberapa titik nanti diberikan sarana dan prasarana seperti CCTV, pengeras suara dan lain-lain. Satker memberikan pengelolaannya di rumah pompa tersebut. Sehingga nanti CCTV analytic bisa dipantau, baik lalu-lintas, parkir liar, sampah, genangan air, bisa termonitor,” katanya.
Ditargetkan, akhir 2020 pembangunan selesai. “Secara keseluruhan tinggal finishing. Setelah selesai revitalisasi Kota Lama, nanti dilanjutkan revitalisasi Kampung Melayu terintegrasi dengan Kota Lama,” katanya.
Kabid Pengendalian dan Penertiban Dinas Perhubungan Kota Semarang, Danang Kurniawan menjelaskan, penutupan jalan tidak dilakukan secara berbarengan. “Proses pengerjaan akan dilakukan dalam empat segmen, sehingga penutupan jalan juga menyesuaikan jadwal pengerjaan masing-masing segmen tersebut,” terangnya.
Dijelaskannya, pada segmen I, mulai dikerjakan pada Sabtu (22/8/2020) hingga satu bulan ke depan. “Pada segmen pertama ini rambu penutupan jalan ditempatkan di traffic light Pasar Johar arah Bundaran Bubakan,” katanya.
Rekayasa lalu-lintas akan dilakukan. Kendaraan yang berasal dari Jalan MT Haryono menuju Kota Lama atau Stasiun Tawang dialihkan ke Jalan Agus Salim-Suari-Sendowo-Kali Semarang. Sedangkan kendaraan dari Pasar Johar menuju Jalan Dr Cipto atau Citarum akan dialihkan ke Jalan Kali Semarang-Tawang-Cendrawasih-Bubakan-Pattimura. Kendaraan dari Jalan MT Haryono ke arah pelabuhan atau Demak, dialihkan ke Jalan Patimura-Widoharjo-Raden Fatah.
“Pada segmen II, Jalan MT Haryono, Jalan Cendrawasih, dan Bundaran Bubakan akan dilakukan penutupan atau pembatasan. Pada segmen III, penutupan atau pembatasan jalan hanya akan dilakukan di Jalan MT Haryono. Sedangkan saat pengerjaan segmen IV, kendaraan dari Jalan MT Haryono yang menuju Jalan Citarum atau Jalan Dr Cipto akan diarahkan ke Bundaran Bubakan dan menuju Jalan Pattimura,” terang dia. (*)
editor: ricky fitriyanto