DEMAK (jatengtoday.com) – Menghadapi krisis pangan yang ada di depan mata Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak melalui Plt Kadinas Tanaman dan Pangan Agus Herawan menjelaskan bahwa mereka sudah melakukan antisipasi sejak awal.
Salah satunya ada dengan mempersiapkan Budidya Hortikultura Sistim Polikultur Berbasis Pertanian Regeneratif yakni usaha pertanian yang membudidayakan berbagai jenis tanaman pertanian pada lahan yang sama.
Sistem ini meniru keanekaragaman ekosistem alami dan menghindari pertanaman tunggal atau monokultur.
Tak hanya itu saja, sistem ini juga bisa mengurangi hama, lantaran hama sering kali kesulitan menemukan tanaman inang yang disukai di dalam polikultur daripada di monokultur. Kurangnya konsentrasi satu tanaman membuat polikultur kurang menarik bagi hama yang memiliki preferensi kuat terhadap tanaman tertentu.
Selain itu diversifikasi tanaman pangan dan non pangan dengan keanekaragaman jenis tumbuhan, usaha pertanian tidak berorientasi pada satu komoditas (monokultur) tapi secara poli kultur serta bidang lain asuransi komoditas, dan strategi pemasaran serta pengolahan pasca panen.
Strategi pemilihan tanaman pola poli kultur dibutuhkan karena begitu banyak jenis sayuran yang bisa dipilih untuk dikombinasikan dengan memilah tanaman yang dapat mendukung atau malah menghambat pertumbuhan tanaman lainnya berbasis pertanian regeneratif/ berkelanjutan.
Budidaya pola polikultur dalam desain kebun hortikultura sayuran berbasis pertanian regenerasi perlu pengelompokan fungsi tanaman tetangga yang baik atau tanaman teman, untuk itu perlu diperhatikan :
Untuk pola ini petani disarankan menggunakan tanaman yang memerlukan kebutuhan hara atau nutrisi yang berbeda-beda, berbeda jenis perakaran, berbeda kedalaman akar, dan lain-lain, sehingga tidak terjadi semacam “perebutan” pangan dalam tanah.
Tanaman sayuran yang berakar dangkal seperti selada dan bokchoi akan berebut hara, karena sistem perakarannya sama dan kebutuhan nutrisinya relatif sama. Tanaman berakar dalam dan besar seperti wortel, bit, lobak dan kentang, akan memerlukan ruang dalam tanah, sehingga tidak dapat ditanam berdempetan. Tanaman berakar sedang dengan kebutuhan nutrisi yang sama, seperti tomat, jagung, labu, brokoli, perlu dipertimbangkan jarak tanamannya
Beberapa tanaman dapat dianggap sebagai stimulan secara alami terhadap tumbuhnya tanaman lain. Sedangkan tanaman lain secara alamiah merupakan penghambat pertumbuhan tanaman lain.Tanaman-tanaman yang dianggap memberikan efek positif bagi tanaman lain di sekitarnya adalah chamomile, daun seribu, peterseli dan mentol. Tanaman-tanaman kecil ini bisa digunakan sebagai mulsa hidup dan di pinggiran bedengan.
Beberapa tanaman menangkap hara dari tanah bagian dalam dan mengangkatnya sehingga dapat dimanfaatkan tanaman lain. Tanaman seperti ini sering disebut sebagai “dynamic accumulators”.
Beberapa tanaman memberikan efek negatif bagi tanaman lain, sehingga sebaiknya ditanam terpisah dengan tanaman lain, dan tidak berdekatan satu sama lain, di antaranya stroberi agar dipisah dengan brokoli, kembang kol, kubis.
Stroberi adalah tanaman perennial (hidup lebih dari 1 tahun) sedangkan sayuran yang kurang cocok dengan stroberi merupakan tanaman annual (berumur kurang dari 1 tahun). Jadi sebaiknya dipisahkan antara yang perennial dan annual dalam bedengan yang terpisah, karena kita tidak mau mengusik tanah dan keduanya memerlukan dan membentuk biologi tanah secara berbeda.
Kemudian Kacang juga jangan didekatkan dengan bawang-bawangan (onions/garlic/chives). Solusinya kacang dan bawang sangat baik tumbuh di dekat brokoli/kembang kol, jadi pada barisan kacang diseling dengan tanaman yang cocok polanya.
Tanaman yang berbau keras dapat membuat “bingung” serangga atau hama. Demikian pula tanaman yang memiliki beraneka bentuk dan warna. Ada tanaman yang berbentuk mirip dengan sayuran, namun merupakan racun bagi serangga.Hama yang tidak dapat terbang dapat berjalan mendekati tanaman satu ke yang lain. Hama dapat menemukan tanaman dengan penciuman dan penglihatan. Oleh karena itu kita dapat “menganggu” penglihatan dan penciuman sehingga mereka menjadi bingung. (*)