in

BPBD Cilacap: 94 Desa Rawan Bencana Hidrologi

CILACAP (jatengtoday.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mengingatkan ancaman bencana hidrologi saat curah hujan tinggi. Warga diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir maupun tanah longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, puncak musim hujan di Cilacap akan berlangsung pada Desember-Januari, sehingga masyarakat diimbau waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrologi.
“Di Kabupaten Cilacap terdapat 94 desa rawan bencana hidrologi yang terdiri atas 30 desa rawan banjir dan 64 desa rawan longsor. Hal ini diketahui berdasarkan pengalaman atau kejadian tahun sebelumnya,” kata Komara Sidhy, Rabu (6/11/2019).
Wilayah rawan banjir di Kabupaten Cilacap, antara lain Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Gandrungmangu, Kroya, dan Nusawungu, sedangkan wilayah rawan longsor di antaranya Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, dan Jeruklegi.
Terkait dengan hal itu, Tri Komara mengimbau masyarakat untuk memastikan saluran air bebas dari sumbatan sampah maupun benda lain yang dapat menghambat aliran air. “Warga yang bermukim di daerah bertebing atau perbukitan, kami imbau untuk mengecek kondisi tanah di sekelilingnya. Kalau ada rekahan-rekahan tanah akibat kekeringan, segeralah ditutup agar tidak kemasukan air hujan,” katanya.
Sementara, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo meminta masyarakat untuk memaspadai peningkatan curah hujan yang diperkirakan terjadi pada November.
“Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim hujan. Pada awal-awal bulan November, intensitas hujannya diprakirakan masih ringan hingga sedang, namun mulai pertengahan bulan diprakirakan mulai meningkat,” katanya.
Menurut dia, curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan seperti sebagian besar Cilacap, sebagian besar Banyumas, termasuk sekitar Gunung Slamet, Purbalingga bagian selatan, Banjarnegara bagian barat, sebagian besar Kebumen, serta Purworejo bagian utara diprakirakan berkisar 301-400 milimeter dan masih masuk kategori tinggi. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono