in

Bikin Sumur dan Pipanisasi untuk Atasi Kekeringan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah daerah di Jateng selalu langganan kekeringan saat musim kemarau. Selama ini, solusinya masih sebatas droping air bersih. Praktis, setiap tahun, harus ada anggaran khusus untuk membeli ribuan tanki air bersih untuk warga di lokasi kekeringan.

Hingga 30 Juli lalu, sudah 1.195 tanki air bersih yang didistribusikan di 93 kecamatan dan 221 desa yang tengah mengalami kekeringan. Padahal, setiap tanki, berisi sekitar 5 ribu liter. “Berarti sudah berapa juta liter air yang didistribusikan. Ini terjadi setiap musim kemarau,” terang Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Jateng, Sarwa Pramana, Selasa (31/7).

Karena itu, pihaknya menggagas program pembuatan sumur, sekaligus pipanisasi hingga ke setiap rumah warga. Dengan begitu, droping air bersih tidak perlu dilakukan lagi di titik-titik langganan kekeringan.

“Karena pembuatan sumur itu wilayahnya ESDM, jadi kami tidak bisa melakukannya. Harus ESDM,” tegasnya.

Dijelaskan, wilayah yang dilanda kekeringan tahun ini sedikit bergeser dari tahun sebelumnya. Yakni Wonosobo dan Banjarnegara. “Blora malah belum. Grobogan sudah, tapi sedikit. Mungkin karena ini musim kemarau basah, jadi kekeringannya tidak terlalu parah,” tuturnya.

Meski begitu, hingga sekarang, belum ada kabupaten/kota yang meminta dana bencana. Artinya, dana BPBD sebesar 600 juta belum digunakan sama sekali. Hal ini dikarenakan sejumlah daerah kabupaten sudah mulai memanfaatkan sumber mata air di daerahnya dengan dibantu CSR, terutama dari seluruh perbankan, dunia usaha dan alumni.

“Harapan saya dana kabupaten/kota tidak usah ambil provinsi. Sehingga yang provinsi dikembalikan. Kalau mereka menggunakan dana provinsi berarti di sana kehabisan dana. Dan berarti mereka nggak membangun komunikasi dengan CSR,” tuturnya. (ajie mh)

editor : ricky fitriyanto