in

Belajar di Tengah Wabah, Sekolah Ini Terapkan Sistem Pembelajaran Daring

SEMARANG (jatengtoday.com) – MTs At-Thosari yang terletak di Jalan Flamboyan Nomor 7, Kalirejo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang mengupayakan agar aktivitas belajar peserta didik tidak berhenti begitu saja selama diliburkan akibat wabah corona.

“Kami berupaya membuat solusi agar kegiatan belajar mengajar terus berlangsung. Kami menerapkan Sistem Pembelajaran Daring, dengan memanfaatkan teknologi internet,” kata Wakabid Humas MTs At-Thosari, Iqbal Ibnu Kubes, Minggu (29/3/2020).

Dijelaskannya, Sistem Pembelajaran Daring dengan memanfaatkan beberapa layanan Google, seperti Google Drive, blog, maupun sejumlah teknologi informasi yang lain.

“Prinsipnya, sistem pembelajaran daring adalah menyediakan akses kemudahan bagi peserta didik maupun pendidik. Siswa bisa belajar dari rumah dengan didampingi pendidik secara online. Kami juga memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk mempermudah komunikasi,” katanya.

Implementasi Sistem Pembelajaran Daring tersebut juga memanfaatkan multimedia berupa video materi mata pelajaran yang dibuat oleh guru Mapel. Semua materi pembelajaran disajikan di web atau blog milik MTs At-Thosari.

“Media ini tergolong mudah diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Ringan saat saat mengakses, hemat data, disertai tampilan-tampilan menu yang mudah dimengerti,” bebernya.

Peserta didik bisa mengikuti proses pembelajaran dari rumah. Pendidik juga bisa melakukan uji pengetahuan atas materi yang disampaikan dengan memanfaatkan layanan Google Drive. Baik menggunakan soal pilihan ganda maupun esay. “Google drive ini juga terintegrasi dengan web,” katanya.

Menurut Iqbal, Sistem Pembelajaran Daring tersebut cukup efektif mengingat situasi dan kondisi saat ini yang belum memungkinkan untuk proses belajar di ruang kelas. Memang, dia mengakui masih banyak kendala selama proses penerapan Sistem Pembelajaran Daring tersebut. Salah satunya belum semua guru bisa terlibat secara bersamaan. Sebab guru yang bertugas di sekolah selama pemberlakuan “belajar dari rumah”, dibatasi hanya empat persen dari jumlah guru. “Sehingga penerapan jadwal pembelajaran sehari-hari sebagaimana hari normal tentu saja sulit untuk diterapkan,” katanya.

Sementara ini, lanjut Iqbal, penerapan sistem pembelajaran daring ini masih bersifat koordinatif dan kondisional. “Kami memantau pekerjaan siswa baik melalui grup WA, sebagian guru yang bertugas tetap berada di sekolah,” katanya.

Sementara itu, salah satu siswa Kelas 7 A MTs At-Thosari, Andhita, mengatakan baru kali ini mengikuti pembelajaran secara online. Ia mengaku senang karena memperoleh pengalaman baru.

“Ada enaknya dan juga ada tidak enaknya. Enaknya karena bisa sambil nyantai di rumah. Tidak enaknya, kadang penjelasan secara online sulit dipahami,” katanya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Abdul Mughis