in , ,

Begini Bentuk Toilet Lawang Sewu yang Dikagumi Pangeran Charles

Toilet memang tempat paling asyik untuk menuntaskan panggilan alam. Tapi lebih asyik lagi kalau toiletnya didesain artistik. Seperti toilet di Lawang Sewu Semarang. Modelnya mewah. Bahkan toilet itu menjadi salah satu dari sekian banyak arsitektur yang dikagumi orang penting di Inggris, Pangeran Charles.

Kemewahan arsitektur toilet Lawang Sewu terdiri atas bangunan tembok bata yang diglasur buatan pabrik batu bata dan cerobong asap ternama Belanda. Yakni, Canoy Herfkens. Dulunya pabrik itu berkedudukan di distrik Venlo, Tegelen, Belanda.

Selain tembok orisinil, ada pula empat unit wastafel dan ubin atau tegel khas. Semua itu made in pabrik tegel dan sanitari Van Den Berg, Belanda. Sementara bagian penting toilet yakni urinal, diimpor khusus dari Inggris. Desain dan bahan bangunannya merupakan urinal ala Victorian merek The Adamant sesuai dengan tema toilet ala Victorian.

Urinoir di toilet yang khas

Manager Lawang Sewu, Ismanto menjelaskan, toilet urinal ini hanya bisa digunakan kaum Adam karena dibangun dengan model berdiri. Konon urinal merek The Adamant ini hanya ada dua di dunia, yakni di Lawang Sewu dan Rosethal Glasgow, Skotlandia.

“Model kemewahan toilet ini bahkan pernah diklaim sebagai bangunan toilet terindah di dunia dan dikagumi Pangeran Charles,” bebernya.

Toilet Lawang Sewu memang legendaris. Seluruh bangunan Lawang Sewu didesain oleh arsitektur Belanda, Cosman Citroen dibantu firma arsitektur ternama Belanda, Professor arsitektur Jacob Frederik Klinkhamer dengan mitranya Bert Johan Ouendag.

Karena itu, tidak heran jika wisatawan yang berkunjung ke Lawang Sewu tidak pernah melewatkan agenda ke toilet.

“Lawang Sewu dibangun tahun 1904. Dan bangunan utama selesai pada tahun 1907, sedangkan keseluruhan komplek bangunan selesai pada tahun 1919, ” jelasnya.

Toilet Lawang Sewu memang terpisah dari bangunan utama atau berada di paling belakang gedung. Meski terpisah, bangunan toilet sendiri memiliki arsitektur yang paling asli sejak awal mula dibangun. Toilet mewah ini sangat dekat dengan plakat sejarah dan layout Lawang Sewu serta bangunan sumur.

Menurut sejarahnya, penempatan toilet terpisah dari bangunan utama di bagian belakang sendiri bukan tanpa alasan. Gara-gara keberadaan toilet belakang Lawang Sewu menjadi awal mula istilah “Mau ke Belakang” yang memiliki arti hendak pergi ke toilet. (ajie mh)

editor : ismu puruhito