Bakal Jadi Panggung Kaum Milenial
SEMARANG (jatengtoday.com) — Menurut Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Sinoeng N Rachmadi, gelaran ASG ke 10 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun lalu tidaklah istimewa. “Biasa saja. Karena itu ASG ke 11 di Semarang, kiata akan menggarap seoptimal mungkin. Kita ingin event ini “wow” dan membawa kesan mendalam bagi para peserta yang datang dari 10 negara ASEAN tersebut,” tandasnya, Selasa (19/3).
Ketika Jateng dalam hal ini Kota Semarang ditunjuk sebagai tuan rumah ASG ke 11, akan banyak manfaat yang akan didapat. “Banyak sekali manfaatnya. Selain akan mendorong prestasi atlet kita untuk berprestasi internasional, kita juga belajar jadi ruan rumah yang baik untuk menggelar ajang multievent olahraga. ASG akan jadi modal dan test case Jateng, bahwa kita bisa dan layak menggelar event yang lebih besar. Seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), bahkan mungkin SEA Games atau Asian Games,” jelas mantan Kepala Satpol PP Jateng ini.
Di sisi lain, ASS akan mendorong munculnya industri kreatif sebagai supporting. Lalu menggerakkan pariwisata sebagai bagian dari sport tourism. “Ketika Jateng dipilih, Bapak Gubernur Ganjar Pranowo menyambut baik. Ini kesempatan berharga bagi Jateng,” tambahnya.
Disporapar Jateng juga akan melihatkan kaum milenial untuk ikut ambil porsi dalam ASG ke 11. Mulai dari pembukaan, saat pertandingan hingga penutupan. Menurut Sinoeng, ASG bukan hanya ajang unjuk prestasi atlet saja, tapi bisa jadi panggung generasi milenial. “Kami akan percayakan anak-anak muda jadi panitia. Melibatkan mereka sebagai LO (liaison officer), tentu anak-anak muda yang pintar bahasa Inggris atau Mandarin, karena ini event internasional,” terangnya.
Mereka yang menjadi LO, juga akan menjadi ujung tombak untuk mengajak atlet ASG mengeksplorasi Jateng. Mengenalkan destinasi wisata di Jateng, mengenalkan kuliner, budaya, hingga mengajak belanja kerajinan khas, dan lain sebagainya. “Banyak hal yang bisa dilakukan,” imbuhnya.
Saat ini, tahapan koordinatif ASG ke 11 telah mencapai 40 persen, dan akhir Maret diharapkan mencapai 50 persen. Koordinasi dan sinergi terus dilakukan dengan pihak-pihak terkait. Seperti dengan Pemkot Semarang terkait venues, Kantor Imigrasi terkait dengan layanan khusus bagi atlet dari luar negeri, PT Angkasa Pura terkait dengan
penyambutan kontingen di bandara internasional Ahmad Yani Semarang, dengan pihak kepolisian terkait pengaturan lalu lintas dan keamanan, dan sebagainya.
Untuk opening ceremony, masih belum dipastikan antara di Marina atau GOR indoor Jatidiri. “Kita lihat progressnya dulu. Akhir Maret akan ditinjau pihak Kemenpora. Untuk GOR Jatidiri, lelang interior diselesaikan dalam 1 atau 2 bulan. Pembukaan harus “wow”. Di Kita akan lbatkan banyak pelajar dan anak-anak muda untuk perform. ASG ini panggungnya anak-anak milenial,” katanya. Sementara untuk upacara penutupan akan dilaksanakan di kawasan Candi Borobudur.
Agar event tersebut semarak, Sinoeng juga memasang strategi. Di antaranya menggelar lomba suporter di mana siswa-siswi sekolah-sekolah dikerahkan. Lalu melibatkan pegiat media sosial.
Ke 10 negara peserta adalah Thailand, Malaysia, Philipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, Brunei, Laos, Myanmar, Kamboja dan Indonesia sebagai tuan rumah. Sementara Timor Leste masih belum bisa mengikuti event ini. Diperkirakan sebanyak 1.600 atlet dan ofisial akan berpartisipasi. Sementara jumlah wasit, referee, panpel dan petugas lapangan mencapai 1.200 orang.
Sedangkan cabor yang dipertandingkan ada sembilan. Yakni atletik, badminton, bola basket, bola voli, renang, sepak takraw, tenis,tenis meja, dan pencak silat. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito
