SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara mengingatkan regenerasi atlet tak boleh dianggap remeh. Prestasi atlet-atlet muda Semarang di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jateng 2019 menjadi alarm bahaya bagi kota ini.
Menurut Arnaz, Kota Semarang tidak bisa terus-terusan berbangga diri atas dominasi di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng. Pembinaan dan regenerasi atlet harus dilakukan sedini mungkin.
“Di Porprov 2019 kita masih bisa juara umum, itu karena kita masih punya atlet-atlet senior. Tapi di event berikutnya bisa jadi kita kalah. Hasil di Popda kemarin harus menjadi warning, sehingga kita harus melakukan pembinaan dan regenerasi atlet mulai dari sekarang,” kata Arnaz dalam kegiatan Coffee Morning bersama awak media, Kamis (12/3/2020).
Pada Popda 2019 kelompok SMP, Kota Semarang hanya menempati peringkat kedua dengan perolehan 25 emas, 25 perak dan 15 perunggu. Prestasi atlet Kota ATLAS kalah dari Kota Solo yang menjadi juara umum dengan torehan 30 emas, 31 perak dan 13 perunggu.
Untuk mencetak atlet-atlet berprestasi, Arnaz menambahkan, dibutuhkan sinergi dengan semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Saat ini KONI Kota Semarang tengah merintis Kelas Khusus Olahraga (KKO) untuk menampung atlet-atlet muda berbakat.
Dalam program KKO ini siswa-siswa yang terpilih akan berada dalam satu kelas dan mendapat fasilitas serta pengawasan dari masing-masing cabang olahraga (cabor). Ada 13 cabang olahraga yang menjadi target program KKO, yakni taekwondo, senam, karate, renang, senam, pencak silat, judo, panahan, gulat, atletik, tenis meja, tenis lapangan, sepak takraw dan bola voli pasir.
“KKO ini menjadi bentuk perhatian kepada atlet. Tidak melulu dalam bentuk uang. Dengan begitu para orang tua pasti akan mendukung anaknya yang ingin jadi atlet kalau ada jaminan masa depan. Ke depan tidak ada lagi cerita atlet Semarang pindah ke daerah lain. Mudah-mudahan bisa terealisasi di tahun 2021,” imbuh Arnaz.
Sport Center
Pria yang juga Ketua Umum Kadin Kota Semarang itu menambahkan, untuk mendukung program pembinaan atlet juga dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
“Keberadaan sport center ini akan sangat efektif untuk pengembangan dan pembinaan atlet. Tapi kita butuh spek yang sesuai standar atlet, bukan sekadar untuk fun sport,” katanya.
Selain itu, Arnaz juga mendorong masing-masing cabor bisa membuat perencanaan secara profesional. Ini juga berkaitan dengan pencairan anggaran.
Ketua Umum KONI Kota Semarang periode 2019-2023 itu menekankan agar cabor terus menciptakan inovasi dalam menyusun program.
“Kami mendorong cabor memerbanyak kegiatan sportainment (sport dan entertainment). Dengan kemasan seperti itu akan menarik minat anak-anak muda yang ingin jadi atlet. Sponsor juga lebih tertarik,” ujarnya. (*)
editor : tri wuryono
in Kota