SEMARANG (jatengtoday.com) – Tahun ini Jateng mendapat porsi tambahan guru sebanyak 864 orang dari CPNS. Tapi tambahan itu tetap tidak bisa mencukupi kebutuhan guru SMA/SMK negeri yang tembus 11 ribuan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Gatot Bambang Hastowo menjelaskan, dari kekurangan 11 ribuan guru tersebut, pihaknya merekrut 9 ribuan GTT untuk mencukupinya. Gaji GTT diambilkan dari APBD. Nilainya, untuk satu GTT, disesuaikan dengan minimal UMK sesuai kabupaten/kota tempat guru bekerja.
Jika dikalkulasikan, kebutuhan untuk menggaji GTT minimal UMK membutuhkan anggaran Rp 13,41 miliar sebulan atau Rp 160,92 miliar setahun. Itu merupakan anggaran minimal karena asumsi UMK yang digunakan di Banjarnegara Rp 1,49 juta atau UMK terkecil di Jateng pada 2018. Sementara guru yang mengajar 24 jam ke atas memperoleh tambahan penghasilan 10 persen dari UMK.
Gatot mengaku pihaknya tidak bisa mengintervensi pemerintah kabupaten/kota untuk mengalokasikan anggaran guna membayar GTT selain SMA/SMK minimal UMK. Alasannya, kewenangan pemprov hanya pada SMA dan SMK sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Di sisi lain, pihaknya terus mengusulkan kepada pemerintah pusat terkait penambahan alokasi formasi CPNS tenaga guru. “Jumlah guru masih kurang jika dibandingkan rombel (rombongan belajar) dan jumlah jamnya. Apalagi ada yang pensiun. Tapi kami terus mengusulkan,” rerangnya, Kamis (11/10/2018).
Di sisi lain, jumlah total formasi CPNS 2018 yang diperoleh Pemprov Jateng sebanyak 1.926. Terdiri dari 864 formasi tenaga guru, 803 formasi tenaga kesehatan dan 259 tenaga teknis. (*)
editor : ricky fitriyanto