SEMARANG (jatengtoday.com) – Sepekan setelah kebakaran di Gunung Merbabu, kesehatan warga terdampak masih mengalami gangguan pernapasan.
Triyoso (54), warga Dusun Gedong Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang mengatakan, setelah kembali dari pengungsian, dirinya masih batuk-batuk.
“Kalau batuk memang masih sakit sejak dari mengungsi, jadinya kondisi badan tidak enak,” ujarnya, Sabtu (4/11/2023) usai menjalani pemeriksaan kesehatan yang difasilitasi Yellow Clinic diGKJTU (Gereja Kristen Jawa Tengah Utara) Manunggal Ngaduman Dusun Ngaduman.
“Selain itu saya juga sesak napas, buat napas susah, pendek-pendek, jadi gampang capek. Jalan sedikit, harus berhenti untuk istirahat, karena itu sampai sekarang belum pergi ke kebun,” kata Triyoso.
Keluhan serupa disampaikan Ngatinem (60). “Kondisi badan masih tidak enak, linu-linu dan napas berat. Kalau batuk tidak terlalu sering, tapi untuk napas berat,” ujarnya.
Menurut Ngatinem, karena napas terasa berat, aktivitas hariannya pun terganggu. Dia memilih menghabiskan waktu di rumah daripada ke kebun. “Istirahat saja di rumah, nunggu sehat baru nanti ke kebun. Daripada dipaksakan nanti malah sakitnya tambah parah,” paparnya.
Sementara dokter Rian Geri dari Yellow Clinic Semarang mengatakan sesak napas, nyeri dada, batuk dan flu mendominasi keluhan warga saat diperiksa. “Selain itu ada juga nyeri sendi karena aktivitas harian,” paparnya.
Rian mengungkapkan, keluhan yang disampaikan warga erat hubunganny dikarenakan dampak kebakaran Gunung Merbabu karena asap dan debu yang terhirup.
“Dampak signifikannya memang di saluran pernapasan, akibatnya warga mengalami sesak napas,” terangnya.
“Kami imbau warga yang menjalani aktivitas di luar rumah untuk disiplin menggunakan masker, apalagi di pegunungan ini juga sering kabut. Sebagai antisipasi awal gunakan masker, agar tidak semakin parah dan menjadi ISPA,” kata Rian.
Ketua Karang Taruna Krida Bhakti Ngaduman Yoel Dwi Teguh Santoso mengatakan ada 100 warga yang menjalani pemeriksaan kesehatan yang difasilitasi Yellow Clinic Semarang tersebut.
“Kebanyakan lansia dari Ngaduman, Nglelo, dan Gedong, mereka yang paling merasakan dampak kebakaran kemarin,” ujarnya.
“Memang yang darurat dan harus mendapat penanganan segera adalah soal kesehatan warga, karena kalau ke fasilitas kesehatan terhitung jauh. Sehingga dengan jemput bola yang dilakukan Yellow Clinic ini, kami ucapkan terima kasih,” kata Yoel. (*)