KARANGANYAR (jatengtoday.com) – Sungai Bengawan Solo kembali tercemar. Untuk memastikan penyebab pencemaran, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo melamukan sidak di sungai tersebut, Kamis (6/8/2029)
Dalam sidak tersebut, dia berjalan kaki menyusuri sawah-sawah dan kebun petani untuk melihat secara langsung kondisi Sungai Bengawan Solo dan Sungai Sroyo, yang merupakan anak Bengawan Solo.
Di Sungai Sroyo, ditemukan pipa siluman yang membuang limbah ke sungai. Baunya busuk menyengat. Ketika dirunut, pipa siluman tersebut berasal dari industri.
Salah satu petinggi perusahaan yang masih membuang limbah ke sungai, Edy mengatakan, pihaknya akan segera memperbaiki proses pembuangan limbah di perusahannya.
“Besok akan langsung kami perbaiki pak, laporannya nanti akan kami serahkan,” bebernya.
Sementara di Bengawan Solo, dia menemukan adanya bangkai babi yang mengambang di sungai dengan warna hitam itu.
Beberapa perusahaan besar maupun ternak babi yang ada di bantaran sungai langsung didatangi. Kepada manajemen perusahaan maupun peternak babi, dia meminta mereka menghentikan pembuangan limbah secara langsung ke sungai dan segera memperbaiki pengelolaan limbahnya.
“Tadi ada satu yang belum memperbaiki, terus saya minta ke perusahaan, ya jangan pakai pipa siluman. Dia mengelak, tapi saya sudah melihat secara langsung di lapangan. Mereka berjanji akan memperbaiki besok, dan saya minta laporannya setiap hari,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, sidak ini untuk menagih komitmen para perusahaan besar maupun peternak babi yang ada di bantaran Bengawan Solo untuk tidak membuang limbah ke sungai. Komitmen itu ditandatangani secara bersama pada Desember 2019 lalu dan batas waktunya sampai Desember akhir tahun ini.
“Sebelum sampai Desember, ini sudah saya tagih dan lihat progresnya. Tadi ketemu sama perusahaan alkohol, dia berjanji akan menghentikan produksi sebentar untuk perbaikan pengelolaan IPAL dan kita hormati,” terangnya.
Memang permasalahan terjadi pada peternak babi. Banyak peternak yang tidak memiliki IPAL sehingga membuang kotoran hingga bangkai babi ke sungai.
“Tadi saya lihat genjiknya (bangkai anak babi) mengambang di sungai. Itu jangan, maka peternak ini perlu pembinaan agar bisnisnya tetap jalan, tapi pencemarannya tidak dilakukan,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu peternak babi, Haryanto mengakui kesalahannya. Dia mengakui jika masih membuang limbah ternaknya langsung ke sungai.
“Mohon maaf pak, saya mengaku salah. Soalnya saya belum punya IPAL,” terangnya. (*)
editor: ricky fitriyanto