SEMARANG (jatengtoday.com) – Dalam rangka peluncuran Accor Culinary Journey 2020 sebagai program kuliner yang mengangkat kearifan lokal, Hotel ibis Semarang Simpang Lima menyajikan menu Sate Klathak dan Wedang Uwuh.
Executive Secretary & Public Relation, Gerin menjelaskan, kedua menu spesial tersebut sebenarnya tak hanya dapat dinikmati di ibis Semarang Simpang Lima saja. Melainkan juga di hoteI-hotel Accor yang ada di Jawa Tengah dan DIY.
Bahkan peluncuran menu di kuarter pertama ini bertempat di Garden Extension Novotel Yogyakarta, tentunya dengan menggandeng ibis Semarang Simpang Lima dan ibis Style Yogyakarta. “Kami bertiga bersama-sama meluncurkan menu spesial ini,” imbuh Gerin saat dikonfirmasi, Minggu (9/2/2020).
Dia menjelaskan, pemilihan Sate Klathak sendiri karena selama ini sudah dianggap sebagai hidangan populer. Sate yang terbuat dari daging kambing muda dengan menggunakan jeruji besi sebagai tusukannya ini, membuat rasanya kian istimewa.
“Sengaja pakai tusukan besi supaya dagingnya matang sempurna, meresap sampai ke dalam daging karena sifat besi sebagai penghantar panas yang baik,” jelasnya.
Gerin menambahkan, keunikan Iain dari sate ini adalah tidak menggunakan bumbu kacang. Bumbunya berupa kuah gule yang kaya akan rempah-rempah pilihan asli Indonesia.
Sementara untuk minumannya, Wedang Uwuh dipilih karena menjadi salah satu minuman khas Imogiri, DIY. Dari namanya juga cukup menggelitik, Wedang yang berarti minuman dan Uwuh yang berarti sampah. Sebab, bahannya yang terbuat dari dedaunan, sehingga terlihat menyerupai sampah.
Beragam rempah-rempah yang digunakan seperti secang, kayu manis, daun cengkeh, dan daun pala membuat minuman ini menghasilkan rasa manis dan sedikit pedas, serta memiliki banyak manfaat, seperti menghangatkan tenggorokan, menyegarkan tubuh dari Ietih, dan menghilangkan kembung.
Dengan adanya program Accor Culinary Journey ini pihaknya berharap, para tamu hotel tidak hanya dapat menikmati akomodasi di hoteI-hotel Accor di Indonesia. Namun dapat menikmati sajian kuliner khas dari setiap daerah. (*)
editor: ricky fitriyanto