in

Banyak Warga Kena Gusur, Semarang Masih Kekurangan Rusunawa

SEMARANG (jatengtoday.com) – Normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang berdampak tergusurnya ratusan hunian liar membuat pemerintah kewalahan menyiapkan tempat hunian sementara bagi warga yang terdampak.

Puluhan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) milik Pemkot Semarang yang saat ini tersedia belum mampu menampung warga terdampak. Sedikitnya telah ada 22 Rusunawa di Kota Semarang.

“Kami akan membangun Rusunawa di dua tempat yakni di Sawah Besar dan Mangunharjo. Di Sawah Besar akan ditambah satu blok Rusunawa. Sedangkan di Mangunharjo akan ditambah dua blok Rusunawa,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali, Rabu (25/9/2019).

Dikatakannya, penambahan tersebut menyikapi kebutuhan hunian di Kota Semarang yang sangat besar. “Apalagi pasca program revitalisasi Sungai Banjir Kanal Timur. Sebagian besar warga yang semula tinggal di bantaran sungai membutuhkan hunian baru. Rusunawa tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga Kota Semarang yang membutuhkan hunian. Syaratnya adalah warga Kota Semarang,” katanya.

Rusunawa merupakan tempat hunian sementara. Dalam kurun waktu tertentu, penghuninya diharapkan bisa dientaskan dan mampu memiliki rumah secara mandiri. Selama tinggal di Rusunawa, penghuni dikenakan biaya untuk Tipe 36 yakni Rp 259 ribu per bulan. Ada fasilitas mulai ruang tamu, meja kursi, tempat tidur, kasur, dan lain-lain.

“Saat ini, ada 22 Rusunawa di Kota Semarang. Di setiap blok sekurang-kurangnya ada 27 unit tempat tinggal. Masing-masing delapan Rusunawa di Kecamatan Kudu, tujuh Rusunawa di Kaligawe Kecamatan Gayamsari, lima Rusunawa di Karangroto Kecamatan Genuk, satu Rusunawa di Plamongan Sari, dan satu Rusunawa di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto