SEMARANG (jatengtoday.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memberikan izin prinsip terkait rencana pembangunan rest area tipe A di jalan tol Semarang-Solo. Rencananya, rest area itu akan dipadukan dengan objek wisata Tlogo Wening yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jateng.
Mendapat lampu hijau, Pemprov Jateng langsung mematangkan masterplan. Dengan begitu, proyek bisa langsung ditawarkan ke investor. Jika berjalan lancar, pembangunan dimulai akhir tahun ini agar bisa dioperasikan akhir 2020 mendatang.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng, Peni Rahayu menilai, rest area tipe A yang digabungkan dengan objek wisata bisa menjadi potensi. Karena itu, nantinya rest area akan dibuat di dua sisi. Arah Solo dan Semarang.
“Ruas tol itu kan berada di tengah-tengah Tlogo Wening. Jadi, rest area akan dibangun di dua sisi,” terangnya, Kamis (27/6/2019).
Peni menjelaskan, rest area tipe A di Tlogo Wening itu apabila sudah jadi dan beroperasi akan menjadi satu-satunya rest area yang dikelola Pemprov Jateng.
“Tlogo karena kebetulan menyatu dengan objek wisata milik Pemprov. Maka sudah dengan arahan Pak Gubernur diminta membuat rest area plus. Plusnya apa? Plusnya wisata. Jadi, kami sekarang masih dalam penyusunan masterplan. Tidak hanya rest area tipe A, kami akan hubungkan dengan Wisata Tlogo. Dengan kendaraan-kendaraan kecil, bisa diantar keliling ke Tlogo,” ucapnya.
Dijelaskan, pembangunan rest area tipe A di atas lahan seluas 7 hektare milik pemprov ini rencananya akan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama pembangunan rest area tipe A. Sedangkan tahap keduanya yang memadukan dengan objek wisata Tlogo Wening, ditawarkan ke BUMD Jateng sebagai bentuk sinergitas.
“Sudah banyak yang mau berinvestasi, tapi kita masih menyeleksi dulu. Kita masih pastikan dulu masterplannya,” jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, jika rest area tipe A Tlogo Wening di ruas jalan tol Semarang-Solo sudah beroperasi, maka pelaku UMKM akan diberi akses memasarkan dagangannya dengan kuota 30 persen dari seluruh stan yang ada. (kom)
editor : ricky fitriyanto