SEMARANG (jatengtoday.com) – Para istri Prajurit Kodam IV/Diponegoro tampak memegang canting. Mereka membatik diatas kain ukuran 50 cm persegi untuk memeriahkan Hari Batik Nasional.
Ketua Dharma Pertiwi, Iin Wuryanto mengaku membatik dengan cara tulis memang sulit, membutuhkan kesabaran dan ketelitian, sehingga perlu konsentrasi yang tinggi untuk menuangkan idenya.
“Makanya untuk jenis batik tulis itu mahal harganya, karena idenya membutuhkan konsentrasi yang tinggi,” katanya.
Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Zaenudin menjelaskan, gelaran membatik bersama ini sengaja digelar untuk nguri-uri budaya. Sebab, batik merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan semua lapisan masyarakat.
“Kegiatan ini untuk memecahkan rekor MURI dan dilakukan secara nasional, membatik secara serentak di wilayah Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, pada Peringatan Hari Jadi TNI ke 73, Kodam IV/Diponegoro menyelenggarakan beberapa event kegiatan, diantaranya lari marathon yang dilakukan beberapa waktu lalu. Kemudian pada 5 Oktober 2018 mendatang juga akan digelar pameran alutsista yang diikuti TNI baik dari Angkatan Laut, Udara dan Darat.
“Ada rencana dari masyarakat akan melaksanakan doa bersama, dan kegiatan itu akan dilaksankan di Lanumad Ahmad Yani, kemudian juga dilakukan ziarah ke taman makam pahlawan,” terangnya. (*)
editor : ricky fitriyanto