SEMARANG (jatengtoday.com) – Tampil elegan dengan motor yang unik tentunya menjadi dambaan setiap orang. Maka tak salah jika anak muda memodifikasi motor agar bisa tampil lebih imajinatif.
Namun seringkali hobi memodifikasi motor ini terkendala faktor budget minim. Memang, tak bisa dipungkiri bahwa kesan modifikasi motor hanya bisa dilakukan oleh kalangan orang berduit saja. Apa benar begitu?

Ternyata tidak. Meski budget minim, bisa saja seseorang mewujudkan motor tungggangannya dimodifikasi secara kreatif dan elegan tanpa menjebol isi dompet.
Catra Bintang Nararia membuktikannya dalam setiap eksperimen memodifikasi motor. Pemuda kreatif yang saat ini memiliki bengkel modifikasi motor di Jalan Menoreh Tengah Nomor 11 Sampangan Semarang tersebut memiliki sejuta cara dalam memodifikasi motor.
“Kepengin mewah ya perlu biaya tidak murah, tapi kalau kepengin murah ya semua ada caranya. Low hingga high budget, semua bisa disiasati,” kata Catra.

Maka setiap orang yang hendak memodifikasi motor perlu melakukan riset. Hal terpenting perlu menemukan ide yang tepat. Bahkan modifikasi bisa saja menggunakan barang recycle, sampah logam, atau menggabungkan berbagai unsur barang bekas yang bisa dimanfaatkan.
“Saya pernah mengerjakan sepeda onthel anak-anak roda tiga yang diberi mesin pemotong rumut,” katanya.
Hal yang tidak kalah penting adalah banyak melakukan eksperimen agar karya modifikasi tersebut tidak mengekor ide orang lain. Maka diperlukan sistem yang bukan dari motor. “Kalau hanya berpikir pada sistem kerja motor, maka tidak akan memunculkan ide yang ‘out of the box’ (keluar dari kotak),” katanya.
Maka yang dibutuhkan adalah membuka lebar ruang imajinasi. Dengan cara apa? Kalau dia mengaku memperbanyak jalan-jalan, melihat apa saja yang merangsang berimajinasi. “Misalnya ke stasiun melihat sistem kerja kereta api, atau bahkan menonton film kartun,” katanya.
Pada prinsipnya, harus bisa menemukan sistem yang aneh dan bisa diterapkan. Kalau lebih dicermati, banyak film kartun yang menuangkan ide kreatif dan bisa diolah sebagai pemantik keragaman ide modifikasi motor. Selain itu bisa memulih keragaman khas, baik konsep modern maupun klasik.
“Barang bekas apa saja sebetulnya bisa dipakai jika cocok. Justru, motor rakitan pabrik, kalau boleh jujur sebenarnya sangat ala kadarnya. Orang yang ngomong motor pabrikan lebih nyaman itu karena belum paham aja,” katanya.
Kalau dilihat lebih jeli, kata dia, ukuran ban motor pabrikan banyak tidak berimbang dengan beban mesin. “Misalnya Scorpio pakai mesin 200 cc, menggunakan ban lebih kecil. Byson hanya 150 cc dikasih ban lebih besar. Semua hanya kamuflase,” katanya.
Nah, modifikasi adalah alternatif yang bertujuan menyeimbangkan. Bagaimana agar motor tersebut lebih simple, ringan, dan sesuai keinginan. Orang bisa saja menginginkan tampilan klasik, radikal, maupun lucu. Budget berapapun sebenarnya bisa diatur, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 24 juta. Bahkan dia mendirikan bengkel modifikasi motor hanya bermodal Rp 5,5 juta.
“Modal itu pertama kali saya belikan tiga alat, yakni bor, gerinda, dan las. Hanya tiga alat itu, saya gunakan untuk mengolah ide hingga menghasilkan karya-karya baru,” katanya.
Sedangkan uang penghasilan adalah dampak dari kreativitas. Tanpa kreativitas, kata dia, seseorang tidak akan memiliki mesin penghasil uang. Itulah perbedaan cara pandang kreator dengan karyawan. (*)
editor : ricky fitriyanto