SEMARANG (jatengtoday.com) — Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengunjungi Kampoeng Djadhoel, salah satu desa wisata tematik di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (29/11/2025). Dalam kunjungannya, Puan menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal serta penguatan UMKM yang menjadi daya tarik utama kampung wisata tersebut.
Puan datang bersama Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti. Kehadirannya disambut hangat oleh Ketua Pokdarwis Kampoeng Djadhoel, Ignatius Luwi, dan warga setempat. Ia bahkan dikalungi syal batik merah sebagai simbol kehormatan dari masyarakat.
Telusuri Lorong-Lorong Batik dan Ragam Seni Kampung
Didampingi Luwi, Puan menyusuri lorong-lorong Kampoeng Djadhoel yang dikenal sebagai sentra batik. Sepanjang rute, tembok-tembok kampung dipenuhi lukisan motif Jawa, pahatan kayu, hingga ukiran berwarna-warni yang membuat kawasan ini menjadi spot favorit wisatawan.
Di bagian tengah kampung, terdapat gazebo, gerobak angkringan, toko batik UMKM, dan galeri foto khas tempo dulu. Sejumlah rumah warga juga difungsikan sebagai galeri batik dan tempat workshop membatik.
Puan tampak menyempatkan diri melihat anak-anak yang tengah belajar membatik, serta masuk ke beberapa galeri UMKM untuk melihat wastra Nusantara hasil karya warga.
Belanja Produk UMKM hingga Cicipi Lumpia
Tidak hanya melihat-lihat, Puan juga menyapa para pedagang yang berjajar di lorong kampung. Ia membeli bawang merah hasil produksi warga dan beberapa jajanan pasar. Saat menghampiri pedagang lumpia, Puan turut melihat proses pembuatannya dan mencicipi lumpia yang baru matang. Warga pun bergantian meminta swafoto bersama.
Setelah berkeliling, Puan berkumpul dengan warga di sebuah saung untuk berdiskusi soal pengembangan UMKM.
Puan: Promosi dan Pelatihan UMKM Harus Diperkuat
Dalam dialog dengan warga, banyak pelaku UMKM mengusulkan adanya pelatihan produksi dan pemasaran. Menanggapi hal tersebut, Puan menyatakan promosi harus menjadi fokus utama agar Kampoeng Djadhoel semakin dikenal.
“Produk-produk jadul ini langka dan punya nilai tinggi. Harus diceritakan prosesnya, dan tentu harus dipromosikan lebih kencang lagi,” ujar Puan.
Ia juga mendorong keterlibatan generasi muda agar tertarik mempelajari membatik dan melanjutkan usaha orang tua mereka.
“Anak-anak muda harus diajak, digiatkan lagi supaya meneruskan tradisi membatik dan UMKM khas kampung ini,” tambahnya.
Dari Kampung Kumuh Jadi Desa Wisata
Puan turut menyinggung sejarah Kampoeng Djadhoel yang dulunya merupakan kawasan kumuh. Melalui inisiatif warga, kampung tersebut disulap menjadi kawasan wisata bernilai tinggi, bahkan kini menjadi tujuan wisatawan terutama karena lokasinya dekat Kota Lama.
Camat Semarang Timur, Akbar, menjelaskan bahwa Kampoeng Djadhoel merupakan bagian dari program kampung tematik yang digagas pada 2017 dan menjadi salah satu yang bertahan hingga kini. Aktivitas UMKM di kampung tersebut dinilai mampu meningkatkan ekonomi warga.
“Suasana jadul seperti ini tidak ada di tempat lain. Ada atmosfer kampung yang ramah dan hangat,” puji Puan.
Ia juga menyarankan agar sering diadakan event untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Ajakan Melestarikan Warisan Budaya
Menutup kunjungannya, Puan mengingatkan agar sejarah Kampoeng Djadhoel terus dinarasikan kepada generasi muda.
“Anak-anak muda harus tahu sejarah kampung ini agar bisa menceritakan kepada wisatawan. Pelestarian budaya tidak boleh putus,” katanya.
Kunjungan Puan disambut antusias warga, yang berharap dukungan pemerintah terus mengalir untuk mengembangkan Kampoeng Djadhoel sebagai destinasi wisata budaya dan UMKM unggulan Kota Semarang. (*)
