KEBUMEN (jatengtoday.com) – Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) resmi membuka pelatihan Berdaya Finansial di Pendopo Kabumian, Kabupaten Kebumen, Kamis (6/11/2025). Kegiatan ini diikuti lebih dari 200 pelaku usaha mikro dan menjadi langkah strategis pemerintah dalam mendorong perubahan paradigma pembangunan — dari pemberian bantuan sosial menuju pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen, INAmikro, dan sejumlah mitra strategis lainnya, pelatihan ini berfokus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha, literasi keuangan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memperkuat daya saing UMKM.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Leontinus Alpha Edison, mengatakan program Berdaya Finansial merupakan implementasi nyata dari visi baru Presiden untuk mengubah pola pikir pembangunan masyarakat.
“Sebelumnya, pengentasan kemiskinan dipandang sebagai urusan sosial, sehingga solusinya selalu berupa bantuan pemerintah. Kini orientasinya berubah: dari memberi menjadi memberdayakan,” ujar Leon.
Ia menjelaskan, program Perintis Berdaya yang diinisiasi Kemenko PM bertujuan membangun ekosistem pemberdayaan end-to-end, melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendampingi masyarakat hingga mandiri.
“Program ini tidak berhenti pada pelatihan dua hari. Kami lanjutkan dengan inkubasi selama 13 minggu agar UMKM bisa mengakses teknologi produksi, pembiayaan inklusif, pemasaran omnichannel, hingga siap ekspor dengan produk berstandar global,” tambahnya.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, rasio kredit macet (NPL) sektor UMKM mencapai 4,15%, lebih tinggi dibandingkan sektor non-UMKM sebesar 1,76%. Hal ini menunjukkan masih terbatasnya kemampuan dan akses pelaku usaha kecil terhadap pembiayaan formal.
Di tempat yang sama, Debbie Sianturi, Founder INAmikro sekaligus mitra utama dalam program ini, menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Melalui kegiatan ini kita belajar bersama dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha. Ketika UMKM menjadi unggulan, penghasilan meningkat dan kesejahteraan masyarakat ikut naik,” ujar Debbie.
Selama pelatihan, peserta mendapatkan materi praktis dari DCT Agency tentang teknik interaksi dalam live shopping dan strategi menjadi host profesional, pelatihan kesadaran usaha, optimalisasi foto produk menggunakan kecerdasan buatan (AI), serta coaching clinic untuk mengenali tantangan dan peluang bisnis.
Dengan semangat kolaborasi lintas pihak, program Berdaya Finansial diharapkan menjadi model pemberdayaan yang dapat direplikasi di berbagai daerah. Kemenko PM menargetkan hasil konkret berupa peningkatan omzet, kemampuan pemasaran digital, kesiapan investasi, serta perluasan jejaring usaha bagi pelaku UMKM di seluruh Indonesia. (*)
