SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 170 bangunan terdiri atas kios dan rumah di sepanjang Jalan WR Supratman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang diratakan dengan tanah.
Pembebasan lahan tersebut untuk kepentingan pelebaran dan peningkatan kualitas jalan sekaligus memaksimalkan fungsi jalur alternatif. “Jumlah bangunan kios dan rumah ada 170. Saat ini sudah dibebaskan dan mereka mendapat tempat pengganti oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang,” kata Lurah Gisikdrono, Riyanto, Rabu (15/8).
Pihaknya mengaku telah memfasilitasi pertemuan dengan sejumlah tokoh warga, pedagang, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perdagangan, Bagian Hukum Pemkot Semarang, untuk melakukan sosialisasi sejak pertemuan 14 Februari 2018 lalu.
“Lahan tersebut berdiri di atas tanah negara yang dimanfaatkan untuk berjualan,” katanya.
Pelebaran jalan tersebut bertujuan untuk memaksimalkan fungsi sebagai jalur alternatif. “Sehingga harapannya bisa mengurangi kemacetan lalu-lintas dari arah Krapyak,” katanya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengatakan pelebaran Jalan WR Supratman ini merupakan pembangunan tahap II dengan anggaran Rp 13 miliar. Sesuai rencana, pembangunan ini akan berlanjut tahap III. “Nantinya akan dibuat jalur tembus sebagai jalan alternatif menuju Sampangan, Kalipancur, Gunungpati, dan Mijen,” katanya.
Sesuai target, lanjut dia, pembangunan tahap II akhir tahun ini harus selesai. Selanjutnya, untuk awal tahun 2019 dilanjutkan pembangunan tahap III. Ia menilai, pembangunan Jalan WR Supratman sangat mendesak dilakukan untuk mengurangi permasalahan kemacetan di Kota Semarang.
Selain untuk memecah keramaian dan kemacetan dari arah Krapyak – Mangkang, atau sebaliknya juga untuk jalur alternatif. “Sebab, Jalan WR Supratman bisa tembus ke Sampangan, Tol Krapyak – Jatingaleh, menuju ke Gunungpati, dan Mijen. Sehingga jalan alternatif WR Supratman merupakan jalan multiguna karena tembus ke berbagai arah,” katanya.
Pihaknya mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk terus melakukan pemerataan pembangunan. Ia menilai sejauh ini pembangunan di Kota Semarang termasuk pesat. “Itu harus dilakukan agar dapat memberikan kenyamanan bagi warga, termasuk warga luar Semarang yang menuju Kota Semarang,” ungkapnya. (*)
editor : ricky fitriyanto