SEMARANG (jatengtoday.com) – Ajang Gladian Sejarah Pemuda Indonesia (GSPI) 2019 resmi dibuka di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Kamis (4/4/2019). Kegiatan nasional yang yang baru pertama kali digelar tersebut diikuti 750 pemuda dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, Nyoman Shuida mengatakan, GSPI dilaksanakan untuk mencari solusi persoalan bangsa, sekaligus untuk mengenalkan keberagaman daerah dan budaya. Nantinya, selain di Semarang, pihaknya berencana menggelar acara serupa setiap tahun, bergantian ke beberapa daerah.
“Problem bangsa ini mayoritas karena toleransi, narkoba, dan pergaulan bebas. Untuk itu kita menginginkan peserta GSPI nantinya menjadi agen-agen perubahan ketika pulang di daerahnya masing-masing. Sekaligus menularkan nilai-nilai karakter dan kebudayaan,” ujarnya.
Menurutnya, ratusan peserta itu bakal disebar di beberapa kelurahan di Kota Semarang. “Nantinya, peserta akan tinggal di rumah-rumah penduduk untuk berinteraksi dan melakukan sosialisasi. Kemudian mereka akan diajak ke tempat-tempat yang inspiratif,” ungkap Nyoman.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengapresiasi acara GSPI yang akan berlangsung selama 4 hari pada 4-7 April. Nantinya, 750 peserta yang didominasi mahasiswa ini bakal ditempatkan di 55 kelurahan pada 16 kecamatan di Kota Semarang.
“Saat acara pembukaan GSPI saya ajak para camat dan lurah untuk ikut. Karena nanti ada penyerahan peserta ke camat dan lurah. Ini merupakan program pertama kali yang digelar Kemenko PMK dan Kemendikbud yang dilangsungkan di Semarang. Tentu kami sangat bangga,” ucapnya.
Menurutnya, GSPI merupakan pertukaran yang luar bisa dan menjadi program revolusi mental bagi generasi milenial. (*)
editor : ricky fitriyanto