in

40 Tahun Bermukim, Warga Kampung Terpencil di Gunungpati ini Krisis Air Bersih

SEMARANG (jatengtoday.com) – Bukti pembangunan di Kota Semarang belum sepenuhnya merata adalah masih adanya keluhan dari sejumlah warga pinggiran. Salah satunya dari warga Kampung Kalaan, Randusari RT 6 RW 2 Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati. Mereka mengeluh karena selama puluhan tahun tinggal di kampung tersebut mengalami krisis air bersih.

Warga mengaku telah melakukan berbagai upaya. Namun hasilnya tetap saja nihil. Jangankan mendapatkan solusi dan penanganan, perhatian saja tidak mereka dapatkan.

“Selama 40 tahun kami bermukim, persoalan air bersih layak konsumsi menjadi kendala utama. Terlebih saat musim kemarau,” kata M. Yusuf Iswadi, salah satu warga RT 6 RW 2 Randusari, Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, saat mengadu di DPRD Kota Semarang, Senin (24/8/2020).

Dikatakannya, selama ini warga mengandalkan air artesis yang sangat terbatas. Itupun tidak layak konsumsi. Sebagian membeli air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak sehari-hari. Berkali ulang warga melaporkan kondisi tersebut ke pihak kelurahan maupun kecamatan. “Namun tidak ada respons,” ujarnya.

Tak Dapat Bantuan Sembako

Kampung yang dihuni sebanyak 22 kepala keluarga (KK) itu termasuk terpencil karena terpisah dari permukiman lain di Kelurahan Nongkosawit. Warga menduga hal itu mengakibatkan minimnya perhatian pemerintah. Bahkan tidak hanya permasalahan kekurangan air bersih, kondisi warga di masa pandemi ini cukup mengkhawatirkan lantaran banyak yang terdampak PHK.

Parahnya, warga di kampung ini hanya bisa membaca berita pembagian sembako dan harus gigit jari lantaran tidak pernah mendapatkannya.  “Bahkan sudah empat tahap bantuan sembako, tidak ada satu pun warga di kampung kami menerimanya. Padahal sebagian besar warga mengalami kesulitan karena banyak yang di-PHK,” ungkapnya.

Warga mengaku kebingungan harus ke mana lagi mengadu sebelum akhirnya berinisiatif menyampaikan permasalahan tersebut ke DPRD Kota Semarang. Mereka berharap Pemkot Semarang merespons permasalahan tersebut secepatnya. “Kami ingin hidup layak seperti warga Semarang pada umumnya,” terang dia.

Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Muhammad Afif mengatakan, pihaknya akan menyampaikan keluhan warga tersebut ke Ketua DPRD Kota Semarang untuk selanjutnya diteruskan ke Pemerintah Kota Semarang.

“Bagaimana pun mereka adalah warga Kota Semarang,” katanya.

Dia mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Dirinya berharap Pemkot Semarang segera memberikan solusi terbaik. “Selama ini warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih layak konsumsi. Sebetulnya, warga sudah menemukan sumber mata air yang dapat dimanfaatkan. Namun yang menjadi persoalan adalah keterbatasan anggaran. Misalnya pengadaan pompa, pipa saluran dan lain-lain,” katanya.

Afif akan mendorong Pemkot Semarang untuk menganggarkan pengadaan pompa untuk kepentingan warga di kampung tersebut. Menurut dia, kebutuhan air bersih adalah utama bagi setiap warga negara. “Pemerintah harus pro aktif untuk menyelesaikan persoalan seperti ini. Kami akan terus mengawal persoalan ini,” beber dia. (*)

 

editor: ricky fitriyanto