in

Kolektif Hysteria Gelar Bulusan Fest 2023, Bukti Konsistensi Garap Isu Kampung Kota

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kolektif Hysteria kembali menunjukkan konsistensinya dalam fokus isu kampung kota di Semarang, melalui acara Bulusan Fest 2023.

Agenda tersebut dilakukan beberapa hari, yakni mulai dari 13 Desember 2023 hingga 15 Desember 2023 di Ciblon Kedung Winong, Jl. Kedungwinong I, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Selama dua hari, yakni 13 Desember dan 14 Desember 2023, para seniman visual memulai proses residensi untuk menggambar. Sedangkan puncak acara dihelat pada hari Jumat (15/12/2023).

Ilham Fatkhur R. selaku ketua panitia sekaligus perwakilan dari Kolektif Hysteria menyebut, jika acara Bulusan Fest 2023 tak hanya sekadar agenda festival dan forum diskusi, melainkan riset terhadap wilayah-wilayah kampung kota.

“Bulusan Fest itu sebenarnya masuk dalam program Tembalang Project. Kita ada riset di kampung-kampung Kelurahan Tembalang. Ada Kedungwinong, Ngembak dan Kampung Bulusan. Di situ kita meriset tentang pengembangan kampung-kota,” kata Ilham Fatkhur R.

Riset tersebut dilakukan oleh timnya sejak bulan Juni-Juli 2023 dan akhirnya menjadi sebuah acuan dalam penyelenggaraan Bulusan Fest 2023 pada bulan Desember 2023.

Bahan riset yang telah diproses, kemudian dikembangkan menjadi sebuah wacana pada forum diskusi, hingga bahan yang bisa direspon oleh para seniman di Bulusan Fest 2023.

“Ada seniman visual yang merespon riset kita,” ungkap dia.

Para seniman visual tersebut lantas menggambar dalam bentuk mural, di berbagai media. Seperti backdrop panggung yang terdapat di area wisata Ciblon Kedung Winong, papan triplek hingga tembok rumah warga setempat.

Tak hanya seniman visual, keterlibatan seniman dari berbagai disiplin ilmu lain seperti musik dan seni tradisi juga dihadirkan. Tak hanya itu, mereka juga menggandeng masyarakat setempat untuk terlibat dalam helatan kali ini.

“Kita melibatkan seniman lain. Ada penampilan musik, terus reog, sama Wayang Rajakaya dari Solo dan kerja sama dengan warga juga,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan, pemilihan titik lokasi di Kedungwinong, disebabkan dari perhatian mereka terhadap potensi wisata Ciblon Kedung Winong yang masih belum terekspos secara masif.

Padahal, potensi wisata tersebut bisa menjadi nilai ekonomis warga setempat dan berpotensi sebagai branding unik yang diusung dari Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

“Dia sedang merintis wisata baru, namanya “Ciblon Kedung Winong” dan kita bersama warga untuk memajukan wisataa tersebut. Dan wisata tersebut belum terlalu terekspos,” terang Ilham.

Tema acara sendiri, dikatakan Ilham lebih fokus pada pengembangan kampung melalui kesenian dan wisata. Gelaran tersebut juga bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Wisata Ciblon Kedung Winong yang pertama.

Rangkaian puncak acara yang menghadirkan berbagai tokoh masyarakat desa setempat, akademisi dan Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu nampak meriah, sejak dibuka pada pukul 15.30 WIB.

Meski baru pertama kali mengeksplorasi Kelurahan Bulusan, khususnya daerah Kedungwinong, Ilham menilai bahwa warga cukup antusias dan menerima dengan baik adanya gelaran tersebut.

Sehingga ia berharap, wisata Ciblon Kedung Winong yang dikelola secara swadaya oleh warga RW 07, Kelurahan Bulusan, bisa dikembangkan lebih baik sebagai salah satu daya tarik Kampung Tematik di Kota Semarang. (*)

Ajie MH.