in ,

25 Tahun Terisolasi, Kelurahan Jabungan Kini Terkoneksi

SEMARANG – Selama 25 tahun terisolasi, akhirnya warga di empat dusun Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, bisa bebas. Satu-satunya akses jembatan penghubung kelurahan tersebut kembali dibangun. Jembatan yang membentang di atas Sungai Kethekan itu sempat putus pada 1992 silam karena diterjang banjir.

Memang, sejak jembatan putus, aktivitas warga Dusun Kaum, Kidul Gunung, Sidoro, dan Gedawung sangat terbatas. Termasuk anak-anak yang hendak pulang-pergi ke sekolah. Selama ini, mereka nekat menyeberangi sungai menggunakan bantuan tali yang ditambatkan di pohon. Mereka menyeberangi sungai yang memiliki lebar kurang lebih 40 meter dengan kondisi licin dan berbatu. Bahkan kerap menantang maut ketika sungai ini dalam kondisi banjir.

Jalur maut itu memang sangat menyingkat jarak. Hanya butuh sekira 10 menit saja sampai tiba di sekolah. Sebenarnya ada jalur lain. Tapi harus memutar dan menempuh jarak cukup jauh yakni kurang lebih 5 kilometer.

Setelah menunggu sejak 25 tahun silam dan sempat viral beberapa waktu lalu, saat ini warga Keluarahan Jabungan bisa bernafas lega. Sebab, jembatan baru selesai dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerjasama dengan Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu siswi SDN Jabungan, Chelsea Adista mengaku sangat senang karena dia dan teman-temannya tak perlu melewati jalur ekstrim lagi setiap berangkat dan pulang sekolah. “Saya senang sekali saat ini punya jembatan baru. Bisa berangkat ke sekolah lebih cepat. Dulu kalau berangkat sekolah harus basah-basahan, baju dan sepatu kadang basah. Kadang juga nyeker atau pakai sandal ke sekolah,” ucapnya ketika ditemui jatengtoday.com, Senin (23/10/2017).

Dikatakannya, sekarang tidak lagi khawatir kalau musim hujan tiba. Sebab, dulu saat musim hujan takut menyeberang sungai karena banjir. Tak jarang, sungai tersebut mengalami banjir besar yang tidak bisa dilintasi oleh warga. Jika dalam kondisi banjir, maka warga harus memutar jalan kurang lebih 5 kilometer. “Sekarang tidak lagi, jembatannya sudah jadi,” katanya.

Senin (23/10/2017) pagi, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, meresmikan jembatan di Kelurahan Jabungan Banyumanik Kota Semarang. Jembatan sepanjang 81 meter ini merupakan jembatan darurat yang dibangun menggunakan dana Rp 245 juta. “Ini biayanya keroyokan. Pemerintah Kota Semarang hanya mengeluarkan APBD Murni 2017 Rp 195 juta. Ada bantuan dari CSR yakni Lippo Group Rp 50 juta,” kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi saat meresmikan jembatan darurat tersebut.

Dijelaskan, pembangunan Jembatan Jabungan penting untuk dilakukan karena menjadi kebutuhan vital masyarakat. Setiap harinya, akses jalur tersebut sangat dibutuhkan masyarakat. Jembatan Jabungan berfungsi sebagai penghubung.

“Penantian warga cukup lama, hampir 25 tahun. Kami mendengar awal tahun lalu. Kami coba komunikasikan bersama teman-teman, pengusaha (CSR) dan masyarakat sekitar Jabungan. Alhamdulillah, saat ini sudah selesai dibangun dan kami resmikan,” tegasnya.

Dia berharap, pembangunan jembatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Baik bagi warga Jabungan, maupun warga lain yang memiliki urusan di keluruhan setempat. “Meski jembatannya kecil, namun saya rasa ini sangat urgent dan menjadi prioritas sebagai wilayah penghubung utara dan selatan di wilayah Kelurahan Jabungan ini,” paparnya. (*)

Editor: Ismu Puruhito