BANTEN (jatengtoday.com) – Banjir bandang akibat luapan air Sungai Ciberang menggenangi 2.167 rumah warga di enam kecamatan di Kabupaten Lebak. BPBD setempat mencatat ada 20 jembatan putus akbat bencana alam tersebut.
“Dari 2.167 rumah yang terendam banjir itu, di antaranya 306 rumah rusak berat dan 274 rusak ringan,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Lebak, Madias, Kamis (2/1/2020).
Dia menambahkan, kegiatan masyarakat lumpuh karena jembatan yang menghubungkan antardesa dan antarkecamatan tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat. Sebanyak 20 jembatan dilaporkan putus.
“Akibat jembatan putus kini masyarakat yang dilanda bencana alam terisolir,” tambah Madias.
Dari 20 jembatan yang putus itu terdiri dari jembatan permanen dan jembatan gantung tersebar di Kecamatan Sajira, Cipanas, Maja, Curugbitung, Lebak Gedong dan Cimarga.
Dampak putus jembatan itu, kata dia, masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas dan kegiatan ekonomi maupun pergi berladang. “Semua jembatan itu terdapat kewenangan pemerintah daerah dan provinsi,” katanya.
Saat ini, BPBD Lebak fokus menyalurkan bantuan logistik ke lokasi-lokasi pengungsian warga. “Kami memfokuskan penyaluran makanan untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa,” lanjut Madias.
Meski banjir mulai surut, menurut dia, sebagian warga masih bertahan di pengungsian. Ia mengatakan, banjir menimbulkan dampak paling parah di Kecamatan Sajira, Lebak Gedong, dan Cipanas yang sebagian permukiman warganya berdekatan dengan Sungai Ciberang.
Sementara itu, Camat Sajira Rahmat mengklarifikasi kabar mengenai dua warga Desa Pajagan yang hanyut dan meninggal dunia. Menurut dia, kedua orang itu dalam keadaan selamat. “Kami berharap warga korban bencana banjir bandang itu tidak ada korban jiwa,” ujarnya. (ant)
editor : tri wuryono
in Peristiwa