in

2.513 Siswa Jebolan BLK Siap Bersaing di Dunia Kerja

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 2.513 siswa Balai Latihan Kerja (BLK) mendapatkan sertifikat kompetensi kerja 2018 dari Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri. Penghargaan diserahkan dalam acara “Sinergi Youth Career Fest” di Auditorium Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang, Selasa (13/11/2018).

Mereka dinyatakan telah siap memasuki lapangan kerja dengan memiliki bekal kompetensi. Tak hanya itu, 200 sertifikat pelatihan soft skill diberikan kepada pemuda difabel. Sertifikasi tersebut merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta dan Sinergi Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).

“Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini merupakan wujud pengakuan bahwa lulusan BLK sudah kompeten dalam bidang yang mereka pelajari. Ini akan menjadi bekal memasuki dunia kerja,” kata Hanif.

Dia mengatakan penyerahan sertifikat kompetensi dan soft skill ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong dunia industri supaya dapat mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang telah terbukti kompeten dan siap bekerja.

“Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK sangat penting, karena pelatihan ini didasarkan demand driven, kebutuhan pasar kerja dan dunia industri,” terangnya.

Keberadaan pelatihan vokasi, lanjutnya, menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal yang membutuhkan waktu panjang.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat partisipasi angkatan kerja naik menjadi 67,26 persen pada Agustus 2018, atau mengalami peningkatan jika dibandingkan Agustus 2017 yaitu 66,67 persen.

Hal ini diiringi dengan turunnya tingkat pengangguran menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018 dan kenaikan jumlah angkatan kerja yang bekerja menjadi 124,01 juta orang pada Agustus 2018.

“Untuk dapat bersaing dalam dunia kerja, maka penguatan percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan akses dan mutu pelatihan kerja adalah penting dan mendesak untuk dilakukan,” katanya.

Keterlibatan dunia usaha menjadi sangat penting karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri. “Harus ada keterlibatan swasta dalam pelatihan vokasi ini, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan, sehingga lembaga pelatihan dalam menyelenggarakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan,” tutur Hanif.

Sementara itu Direktur USAID, Thomas Crehan, mengungkapkan pihaknya bangga dapat ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di wilayah Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya.

“Kami senang dapat memberikan akses pelatihan berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan,” kata Crehan.

Selain itu, untuk memeriahkan kegiatan ini, BBPLK Semarang bekerjasama dengan Sinergi USAID menyelenggarakan kegiatan pendukung yaitu Youth Career Fest yang meliputi Job Fair, dialog interaktif, kelas edukasi, pameran, stand up comedy dan lain-lain. (*)

editor : ricky fitriyanto