SEMARANG (jatengtoday.com) – Beras kemasan sachet sudah beredar di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang. Perum Bulog Divre Jateng pun terus memantau karena banyak kemungkinan para pedagang berbuat curang.
“Kami akan rutin menyambangi pedagang beras sachet di pasar-pasar untuk melihat perkembangan penjualannya. Apakah memang di tingkat pengecer itu laris atau permintaannya menurun,” kata Kepala Bidang Komersial dan Pengembangan Bisnis, Perum Bulog Divre Jateng, Sri Muniati, Jumat (10/8).
Keempat pasar yang telah menerima beras sachet antara lain, Pasar Gayamsari, Pasar Peterongan, Pasar Bulu dan Pasar Karangayu.
Pihaknya baru bisa mengirim beras sachet ke pasar tradisional yang rutin disambangi petugas BPS. Tiap pasar itu, tambahnya mendapat kiriman masing-masing lima renteng beras sachet. Satu sachet berisi 200 gram butir beras.
Kekhawatiran adanya kecurangan itu, lanjutnya, memang belum terbukti. Pihaknya akan mengusulkan kepada pimpinan Bulog di Jakarta untuk mengubah desain kemasan sekali pakai. Supaya tidak ada pedagang nakal yang menggunakan kemasan beras sachet untuk diisi beras campuran.
“Ini akan jadi masukan bagus buat kita. Biar kemasannya tidak disalahgunakan, nantinya kita usulkan biar diganti dengan kemasan sekali pakai,” tegasnya.
Meski begitu, tak menutup kemungkinan jika prospek pasarnya cukup bagus, maka penyebaran beras sachet akan diperluas ke semua pasar yang ada di Semarang dan Jawa Tengah.
“Saat ini kan kami baru proses pengenalan. Beras sachet juga sudah dikirim ke Pasar Legi Solo. Mudah-mudahan perkembangannya bagus. Sehingga penjualannya bisa diperluas lagi,” tutur Sri.
Kekhawatiran kecurangan itu pertama kali muncul dari pedagang Karangayu. Jujuk Panjiputra, pedagang Karangayu mengaku jika jatuh ke tangan pedagang yang nakal, tidak menutup kemungkinan ada kecurangan pada penjualan beras sachet.
“Ya kan pasti ada yang curang dengan memotong bagian bawah kemasannya untuk mengurangi isi berasnya,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto