JAKARTA (jatengtoday.com) – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut langkah evakuasi WNI dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, tidak mudah dilakukan mengingat status karantina yang ditetapkan pemerintah setempat terhadap tempat asal penyebaran virus corona tipe baru.
“Tentunya evakuasi adalah opsi yang terbuka, tetapi evakuasi di sebuah wilayah yang (berstatus) lockdown tidak bisa dilakukan dengan serta merta. Kita harus bicara dengan otoritas Cina karena ada aturan-aturannya,” kata Retno usai meluncurkan Keketuaan Indonesia untuk Foreign Policy and Global Health (FPGH) Initiative di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Selain pembicaraan dengan pemerintah Cina, Kemlu juga telah melakukan rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan di dalam negeri, seperti Kemenkopolhukam, TNI, dan Kemenkes, untuk mulai memetakan langkah-langkah jika opsi evakuasi diambil. “Baik dari rutenya kemudian persyaratan yang terkait dengan karantina sebelum mereka berangkat dan setiba mereka di sini,” ujar Retno.
Berdasarkan data Kemlu, seperti yang diungkapkan Menlu Retno pada Selasa, terdapat 100 WNI di Wuhan. Mereka terdiri dari 84 mahasiswa dan 16 tamu mahasiswa dari tempat lain. Sementara di Provinsi Hubei, secara keseluruhan ada 243 WNI.
Selama sepekan terakhir, pemerintah Cina telah mengisolasi Kota Wuhan dan menyiagakan 15 titik karantina di Provinsi Hubei, sebagai respons dari wabah virus corona tipe baru yang telah menewaskan sedikitnya 106 orang dan menjangkiti ribuan lainnya.
Opsi evakuasi menjadi langkah yang dinilai perlu dilakukan oleh pemerintah mengingat pasokan makanan dan kebutuhan sehari-hari di Kota Wuhan semakin menipis. Sejumlah WNI di kota tersebut telah meminta dipulangkan ke Tanah Air.
Menegaskan bahwa pemerintah memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan keselamatan WNI di Wuhan, Menlu menjelaskan bahwa berbagai langkah terus dirancang dan dimatangkan untuk melindungi para WNI.
Pasok Makanan
Pemerintah melalui KBRI Beijing berupaya memasok makanan dan kebutuhan sehari-hari bagi 100 WNI yang masih tertahan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Menurut laporan yang diterima Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, ketersediaan makanan dan kebutuhan sehari-hari di kota yang kini dikarantina oleh pemerintah Cina untuk mencegah penyebaran virus corona itu, hanya akan bertahan 3-5 hari ke depan.
“Ini yang akan segera kita pasok, karena pada saat bahan makanan menipis tentu semua menjadi khawatir,” kata Retno.
Untuk mempercepat pasokan logistik masuk ke Wuhan, Dubes RI untuk Cina terus berkoordinasi dengan otoritas setempat. “Perlu diketahui status Wuhan saat ini adalah lockdown, sehingga kita tidak bisa membawa bahan makanan masuk (ke kota itu). Semua pergerakan kita harus dikoordinasikan dengan otoritas Cina, termasuk dalam pengiriman logistik,” Retno melanjutkan.
Selain makanan, WNI yang berada di Wuhan juga mengeluhkan pasokan masker yang semakin menipis. Menurut informasi dari Persatuan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT), harga makanan dan kebutuhan sehari-hari termasuk masker masih tersedia di sejumlah toko di Wuhan, namun harganya menjadi lebih mahal.
Merespons laporan tersebut, Kemlu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengiriman segera masker melalui maskapai Garuda Indonesia ke Beijing.
“Di Beijing ada biro pengiriman yang mendapat izin dari otoritas Cina untuk masuk ke Wuhan, dan KBRI Beijing kemarin sudah menghubungi biro pengiriman itu untuk membawa masker-masker yang diperlukan para WNI,” tutur Retno. (ant)
editor : tri wuryono
in Peristiwa