in

Warga Jepang Belajar Tayub, Yoyok Sebut Nilai Budaya yang Mampu Menjadi Sarana Diplomasi

OSAKA (jatengtoday.com) – Tari bukan hanya menjadi sekadar pertunjukkan yang dapat dinikmati keindahan geraknya. Tari mampu menjadi daya pikat dan perekat kemanusiaan yang agaknya tak lekang oleh jaman. Seperti yang terjadi di ajang World Expo 2025 Osaka (7/10/2025). Puluhan warga Jepang belajar langsung tari Tayub dari Maestro Tari asal Jawa Tengah, Yoyok Bambang Priyambodo.

Dalam momen tersebut, Yoyok mengajari peserta beberapa gerak dasar Tari Tayub. Mereka nampak antusias mengikuti setiap gerakan yang diajarkan Yoyok. Dalam sekejap, terjadilah peristiwa menari Tayub antara orang Indonesia dan Jepang.

“Harmonisasi seperti ini memang cukup jarang terjadi. Meskipun bahasa dan aksaranya berbeda, namun mereka terjalin dalam satu balutan  gerak tubuh yang menjadi bahasa universal,”kata Yoyok di sela acara.

Dalam acara tersebut, Yoyok bersama empat siswa Sanggar Greget Semarang membawakan Tari Denok Deblong, Tari Pesona Jawa Tengah, serta Tari Tayub dengan gaya Blora, Grobogan, dan  Banyumasan.

Yoyok mengungkapkan Tari Tayub yang diajarkan kepada masyarakat Jepang memiliki nilai yang cukup beragam. Dengan ragam gerak dari Blora dan Grobogan yang lebih kental dengan nuansa kerakyatan, serta ragam Banyumasan yang lebih dinamis.

Namun, secara keseluruhan Tayub yang mengajarkan nilai kesetaraan, penghormatan, dan keseimbangan. Dalam Tayub, lanutnya,  penari laki-laki dan perempuan bergerak beriring, tanpa mendominasi satu sama lain. Semua menyatu dalam pola irama yang menegaskan harmoni.

“Dalam Tayub, tidak ada siapa yang lebih unggul. Yang ada hanyalah rasa — dan rasa itu yang kita bawa ke sini, ke Jepang,”paparnya.

Lebih jauh, Yoyok mengatakan jika momen ini juga dapat dimaknai sebagai simbol kebersamaan dalam budaya sebagai sarana diplomasi. Dalam konteks ini, ungkap Yoyok, Tayub menjadi jembatan antara tradisi dan globalisasi. Ia mengingatkan bahwa di balik segala kemajuan, manusia tetap membutuhkan cara-cara tradisi untuk merasa hidup. Selain itu juga untuk memahami yang lain bukan melalui logika, tapi melalui getaran bersama.

“Kalau manusia bisa menari bersama, maka mereka sudah saling memahami tanpa perlu berkata apa-apa,” ujarnya.

Yoyok juga tak lupa mengucapkan terima kasih dan apresiasi  kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai fasilitator agar tim kesenian dari Jateng mampu unjuk gigi di Jepang. Selain Yoyok, empat penari lainnya yang ikut meramaikan ajang World Expo 2025 Osaka yakni, Canadian Mahendra, Ratu Gayatri, adinda Salsabia, dan Annastasya Rahmadani. (*)