in

JIDS Siap Berangkatkan 10 Pengemudi Profesional ke Jepang, Termasuk Sopir Perempuan Pertama

KARANGANYAR (jatengtoday.com)— Sebanyak 10 pengemudi profesional asal Indonesia akan diberangkatkan ke Jepang pada Juli dan Agustus 2025 mendatang. Pengiriman ini merupakan hasil kerja sama antara Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Hiro Karanganyar dan Japan Indonesia Driving School (JIDS), dalam upaya menjawab kebutuhan tenaga pengemudi di sektor transportasi penumpang Jepang.

Direktur LPK Hiro sekaligus Direktur JIDS, Bowo Kristianto, menyebut program ini merupakan yang pertama di Indonesia dan telah dipersiapkan selama lebih dari satu tahun. Peserta berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, mulai dari Jawa hingga Sumatera, dan direkrut melalui kerja sama dengan sejumlah LPK di berbagai daerah.

“Ini adalah program kerja sama pertama yang kami realisasikan dengan sangat serius. Para peserta telah dibekali dengan pelatihan bahasa Jepang hingga level N3 plus, pelatihan mengemudi dengan standar Jepang, serta pembelajaran etika pelayanan sesuai budaya Jepang,” ujar Bowo dalam konferensi pers di Sirkuit LPK Hiro, Gondangrejo, Karanganyar, Senin (16/6/2025).

Tak hanya kemampuan teknis, para pengemudi juga dilatih membentuk karakter dan sikap pelayanan profesional. LPK Hiro bahkan membangun sirkuit simulasi berstandar Jepang untuk menguji kesiapan para calon pengemudi sebelum diberangkatkan.

Salah satu mitra perekrutan, LPK Kamisora Boyolali, mengaku menerima antusiasme tinggi dari calon peserta. Pimpinan LPK Kamisora, Yudo Setiyawan, menyebut keberangkatan tahap pertama ini menjadi tonggak penting bagi JIDS, mengingat ketatnya standar profesi sopir di Jepang.

“Ini adalah momentum besar. Jepang sangat ketat dalam hal kualitas pengemudi, jadi ini menunjukkan bahwa talenta Indonesia diakui,” ujar Yudo.

Yang menarik, dari 10 peserta, salah satunya adalah seorang perempuan — Mahatmi Rismartanti (26), lulusan Sastra Jepang asal Malang, Jawa Timur. Ia akan menjadi pengemudi perempuan Indonesia pertama yang bekerja di perusahaan transportasi Jepang lewat program ini.

“Dari kecil saya suka menyetir, tapi sebagai perempuan di Indonesia, kesempatan untuk jadi sopir profesional sangat terbatas. Ketika tahu ada program ini, saya langsung mendaftar. Alhamdulillah diterima,” kata Ami, sapaan akrabnya.

Ami mengungkapkan bahwa selama pelatihan, ia tidak hanya belajar bahasa Jepang tingkat menengah, tetapi juga mempelajari istilah teknis otomotif dan komunikasi layanan pelanggan dalam bahasa Jepang.

Program ini merupakan bagian dari kontribusi JIDS dalam mendukung penciptaan lapangan kerja berkualitas. Selain pengemudi, lembaga ini juga rutin mengirimkan tenaga kerja terlatih ke Jepang di sektor konstruksi, industri makanan, manufaktur, mekanik, hingga pengelasan.

Dengan keberangkatan perdana ini, JIDS berharap dapat memperluas peluang kerja sama antarnegara serta menjadi solusi bagi pengembangan SDM Indonesia di sektor transportasi global. (*)